Rabu, 23 Desember 2009

Titik kesalahan..

Ada kebenaran dan kesalahan yang selalu ada mengiringi perputaran jarum jam. Kebenaran yang pasti akan muncul walau kadang butuh waktu lama dan kesalahan-kesalahan yang terkadang pula bisa dibenarkan. Agak membingungkan memang. Tapi, semuanya butuh telaah mendalam agar aku ataupun kau mampt temukan pelajaran berharga yang tak perlu dibeli.
Kesalahan yang tak diakui dan berupaya ditutupi akan mengambang sendiri di permukaan. Memunculkan diri, layaknya bangkai di tepi sungai, wujud dan baunya sungguh tak mampu mengelabui akal pikir manusia walau ditutupi segarnya daun pisang.
Tengok sejenak keatas, ke arah pimpinan yang sedang berkuasa. Tidakkah sedang nampak disana bangkai-bangkai yang busuknya menambah penderitaan rakyat?. Skandal bank, korupsi, hujatan dan caci maki menjadi panorama yang membosankan. Lamat-lamat, titik-titik kesalahan semakin terang...
Kehilangan percaya kita akhirnya..
Semoga masih ada yang mampu membuktikan bahwa aku ataupun kau masih harus percaya pada mereka yang telah mengemban amanah berat di pundak. Aku ataupun kau, tetap menitipkan doa tuk mereka..

Minggu, 20 Desember 2009

Hemat Energi dari Rumah

Bumi merupakan tempat yang dihuni semua makhluk hidup, yang harus kita jaga agar dapat dinikmati oleh generasi penerus kita. Namun sayang, kondisi bumi saat ini sudah begitu memprihatinkan. Kerusakan alam akibat krisis air dan energy mulai terjadi di berbagai belahan dunia.
Kerusakan ini tentu saja tidak lepas dari campur tangan manusia yang telah kehilangan kasih sayang terhadap bumi dan tidak peduli akan nasib generasi selanjutnya.
Nah, tentu saja ada banyak hal yang bisa kita lakukan di rumah untuk menyayangi bumi ini, diantaranya hemat listrik dan air.
~Tips hemat air:
Di Kamar mandi
1. Gunakan shower atau pancuran rendah saat mandi dan matikan shower saat memakai sabun atau sampo. Batasi waktu mandi yaitu hanya 5menit. Hal ini dapat menghemat air lebih dari 1000 galon / bulan
2. Gunakan segelas air untuk berkumur usai sikat gigi
Di Dapur
1. Gunakan air di baskom saat mencuci piring, hindari menggunakan air kran yang mengucur
2. Sisa makanan yang lengket pada alat masak dibersihkan dengan cara merendamnya tidak dengan air yang mengucur
3. Air bekas mencuci buah dan daging dapat digunakan untuk menyiram tanaman, selain itu dapat menambah kesuburan tanaman
Di Halaman Rumah
1. Siram tanaman pada pagi dan malam untuk mengurangi penguapan
2. Tampung air hujan dalan ember untuk menyiram tanaman
3. Membuat sumur resapan air
4. Menggunakan air dalam ember dan lap untuk mencuci mobil
~Tips Hemat Listrik
1. Matikan lampu, tv, radio, dsb yang sudah tidak digunakan
2. Cabut steaker listrik barang elektronik yang tidak digunakan
3. Pilih barang elektronik yang hemat listrik
4. Buka pintu kulkas seperlunya saja
5. Tutup jendela dan pintu jika menyalakan AC
6. Pengeringan pada mesin cuci memerlukan energy listrik yang besar, makanya manfaatkan cahaya matahari untuk mengeringkan pakaian
Mari hemat air dan listrik untuk menyelamatkan bumi kita...

"WK PKS"

Mungkinkah mimpiku?

Mungkin belum terlambat jika aku baru mulai menanam mimpi, bahkan mungkin semoga tak berlebihan karena deposito mimpiku makin bertambah hari ke hari..
Perjalanan hidupku menjadi bayang-bayang setiap mimpi yang telah ter'azzam indah dalam akalku
aku terbuai oleh mimpiku, hingga tersesaki semangat untuk jadikannya nyata
"MIMPI HARI INI ADALAH KENYATAAN HARI ESOK"
aku yakin takdir mungkin saja menceburkan kita pada realita atau bahkan takdir mendesak kita lebih cepat dari mimpi yang menghiasi luar tidur

Robby.. Allahumma yang pada-Mu berhimpun segala pujian, Yang tak henti menuangkan cinta dan kasih bagi hamba yang taat maupun ingkar, kutahu Engkau takkan pernah kecewakan hamba-Mu..
Kabulkanlah Mimpi-mimpiku..
Amin Ya Robb..

Rabu, 16 Desember 2009

Kembali..

Ketika kurasa harus kembali mengukur diri dari putaran waktu...
Maka kutundukkan segenap jiwaku, mengakui kesalahan untuk memperbaikinya. Sejauh mana usahaku atas perbaikan diri, bagaimana aku berbuat untuk mengobati luka dan sakit dalam hati, dimana aku menempatkan diri untuk merasai-Nya.
Ah, kuhitung-hitung, memang harus kembali perkuat perisai hati agar tak lemah dari serangan-serangan bathin yang dapat melemahkanku.
"Hasibuw anfusakum qabla an tuhasabuw!"
Kematian akan selalu mengiringi detak jantung, ia mengintai lembut di detak yang keberapa harus menjemput pergi, mendekat di tenggorokan untuk bersiap mengangkat nafas. Duh, Robby.. Jangan Engkau hukum diri ini atas kesalahan yang tak disengajai.. yang tersilap dalam diri, dan keterpaksaan jiwa yang meronta. Karna Engkaulah satu-satu-Nya penolong..
Amin ya.. Robb

dan nanti aku akan kembali pada-Mu dalam sejatinya tempat kembali..
Hanya pada-Mu!!

Senin, 14 Desember 2009

Merantaulah Colly!

Sebuah puisi dari Imam Syafi'i yang jadi semangatku hari ini:

"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
jika mengalir menjadi jernih,
jika tidak, kan keruh menggenang

singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan."

maka hari ini, merantaulah Colly!
Pergi!!
Berjuang!!
Sampai kau temukan apa yang kau cari!
Robby... Kabulkan semua harapku dalam kebaikan..
Amin, Ya Robb...

Sabtu, 12 Desember 2009

Allah sedang mengujimu, saudaraku!

Dari tebaran jaring ukhuwah..
Saudara saudariku masih memegang erat. Ada yang kembali menemukan cahaya, dan melepaskan diri dari jeratan hitam, ada pula yang masih betah disana. Yah, hidayah siapa yang punya bro?, andai yang memilikinya adalah aku tentu akan kuberikan pada mereka yang menggenggam erat tiap ujung tali ukhuwah yang aku beri.
"Dipenghujung tahun baru, kau kan menemukanku tak lagi begini adikku!. Ku akan melepaskannya, kumohon bantu aku dengan doamu!"
~"insya Allah, amin ya Robb!"
ada yang sudah tak sabar,
"doakan aku agar segera menemukannya, dik!"
~"amin, ya robbal 'alamin, insya Allah akan kau temukan yang terbaik"
ada yang diuji dengan sakit dan kehilangan,
"aku masih tak rela dengan kepergiannya!. Sepertinya aku akan berteman dengan selang infus, mohon doanya dik!"
~"moga sakit yang engkau derita segera disembuhkan Allah bersama dengan bergugurnya dosa dan bertambahnya pahala, bersabarlah.. Ujian yang diberikan-Nya adalah tanda betapa Ia mencintaimu"
ada yang,
"mungkin tak bisa menemuimu kali ini, dik!, keponakanmu lagi sakit.. Aku harus segera pulang!"
~" beginilah takdir Ilahi, sampaikan salamku padanya dan kakak iparku, hati-hati di jalan, doaku menyertai"
beginilah secuil kisah dari jaringan ukhuwahku di akhir tahun...
Insya Allah setiap ujian adalah batu sandungan agar semakin kuat dan dewasa.. Amin..

Masih dalam perangkap..

Aku terhempas dari dunia nyata
,tak dianggap!
Lalu kuberlari menjauh, di mataku air bertumpah ruah
menjadi benci dan muak
ego menguasai seluruh persendianku
semua keburukan terasa ada dalam jiwa
sementara kebaikan, semakin kukejar-semakin menjauh
robby..
Mengapa semakin kerdil jiwa ini merasai diri?

Akan kemana aku?
Baru kutersadar setelah lama aku dalam langkah yang terus terayun cepat
kutersadar, ya Robb..
Aku ingin berlari menuju-Mu
hanya pada-Mu
menumpahkan semuanya kepada-Mu
Robby..kapan pelarianku kan berujung?

Senin, 07 Desember 2009

Sudah kubilang!

"sudah kubilang jangan terlalu cinta, kalau sakit hati siapa mau tolong..."
suara merdu Rossa hanya jadi penghibur saja, yang kusimpan baik-baik adalah syair lagunya. Sepertinya ini pas untuk kusampaikan pada saudaraku itu.
Sudah berapa kali kusampaikan, kuperingatkan dan kuberitahu, agaknya memang tak mempan. Hanya satu jawaban
"tidak jie, tidak ada apa-apa jie!!"
sekarang lihat apa jadinya, "sang mantan"nya Nidji jadi lagu sendu yang tiap saat jadi lagu wajib yang harus diputar.
"Ngga' bosan apa!?!", bentakku.
Kadang melirik atau bahkan cuek sama sekali, hanya itu ekspresinya. Akhirnya aku yang jadi korban. Tapi biarlah, biar ia belajar untuk mengambil hikmah dari apa yang terjadi. Kubiarkan ia tenggelam dalam sesal karena tak mendengarku dulu.
Sudah 5 hari Nidji belum juga berganti lagu di ruang kamar. Hingga suatu saat dia bertanya padaku,
"lagunya shaden yang judulnya "dunia belum berakhir" masih ada ngga yah?"
"uh, lagu waktu smp tuh!, ehm..ehm.. Dunia belum berakhir, jika kau putuskan aku, masih banyak teman-temanku disini menemaniku"..
"huaha..ha..ha..!", tawanya membahana di langit-langit kamar.
"aku menyesal tak mendengar kata-katamu dulu!, sejak awal telah kau katakan "jangan berani mendekat!", tapi aku malah nekat bahkan lebih dari itu, lalu kau katakan lagi "jangan pacaran!", dan aku telah melanggarnya, saat kau katakan, "jangan terlalu cinta!", aku telah terlanjur. Aku telah salah!", ia tertunduk.
Kuangkat wajahnya dan kukembangkan senyum diwajahku..
"sudahlah, ini akan jadi pelajaran berharga bukan?"
dan jawabannya adalah senyuman:-D

Belajar menjadi ibu..

"Didiklah anakmu 25 tahun sebelum ia dilahirkan!", Rasulullah said.

Inilah salah satu resep ampuh yang diwariskan Rasul untuk kita. Mengajak kita untuk memikirkan hakikat persiapan diri dan tujuan masa depan.
Sejenak kita perlu menekuri diri, menghitung langkah dan merenungi jejak yang telah terlewati. Adakah kita telah mengamalkan wasiat Rasul ini.
Sebuah pertanyaan mungkin pernah muncul, "mengapa surga di bawah telapak kaki ibu?". Mengapa bukan di bawah telapak kaki ayah yang setiap hari berjuang menghidupi keluarga?, yang menjadi kepala keluarga yang nantinya akan memikul tanggung jawab dan amanah atas istri dan anak-anaknya?.
Mengapa?
Karena telapak kaki adalah sang peniti jejak. Lihat dan perhatikan sang bunda menapaki liku-liku kehidupan, membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Ibu sang sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Sebuah penelitian akhirnya membuktikan, sejak dalam kandungan bunda karakter anak telah terbentuk.
Tumbuh kembang bayi dipengaruhi oleh gerakan atau kontraksi uterus. Gerakan uterus akan lembut, jika emosi ibu semasa hamil stabil dan tenang, hal ini membentuk karakter anak yang lembut dan tenang.
Gerakan uterus akan kasar dan tidak stabil jika sang ibu seringkali emosi dan tegang, saat itulah terbentuk karakter kasar dan tempramen tertanam pada anak.
Bagaimana calon ibu dan calon bapak, sudahkah anda persiapkan diri?

Me: ???!*@#~

Biarkan mulutmu kan katakan apa!!

Bulan dan matahari mengajariku untuk tak peduli pada apapun yang manusia katakan.
Biarkan semua mengeluh akan panas, toh mereka juga mencariku di jemuran lembapnya?
Biarkan mereka menggerutu di kelam gelap malam, toh aku bahkan sering diacuhkan saat purnama?

Sekarang,
katakan apa saja maumu, sampai mulutmu penuh busa!
Bila hidup hanya untuk hiraukan apa yang diucapkan sang lidah, maka hidup bukanlah hidup!

Minggu, 22 November 2009

Aku akan pergi kesana..

Aku akan pergi lagi..
Kesana, ke negeri yang kuimpi-impikan
dimana anganku selalu terbang membawa ragaku menjadi rindu untuk segera berdiri diatas tanahnya
smoga impian ini menjadi suratan yang telah dituliskan-Nya
bahwa jutaan keping mozaik indah kehidupanku Dia tebarkan sebagian disana..
di negeri peradaban..

Sebuah keyakinan pasti telah tumbuh dan menghunjamkan akarnya didalam hati

< Rasulullah dalam sabdanya: "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin diterima ~diijabahi~ dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai" H.R. Tirmidzi >

aku akan pergi kesana.. Suatu saat!
Menghirup dalam-dalam udaranya
hingga aroma tanahnya memenuhi rongga dadaku
meneguk air di hamparan luas lautan ilmu-Nya
bersujud panjang di bumi-Nya

ya Ilahi Robbi semoga tak pernah salah keyakinanku
smoga tak pernah Engkau kecewakanku..
Kumohon untuk Kau kabulkan..
Slalu kupinta..
Amiin..

Aku akan pergi, jauh ke sebuah negeri-Nya..
Menuntut ilmu, mencari berkah..

< Maka Insya Allah, aku akan pergi.. Ke negeri Yaman! Negeri yang akan kutuju.. Amin.. Ya Robb >

Jumat, 20 November 2009

Senyum sendu diwajahnya..

Kepulangannya ternyata karena resah sepi dan merana jiwa yang dirasakannya. Menjauh dari pusaran masalah yang mengaduk-aduk perasaan. Bukan salah keadaan memang!. Kesalahan siapa tentu saja tak perlu menjadi masalah besar. Seperti kesimpulan yang akhirnya kuambil, " jangan terus bertanya "kenapa aku begini dan begitu?" dan "kenapa bisa begini dan begitu?" tetapi, tanyakan pada nuranimu, "bagaimana aku bisa selesaikan ini dan itu?", temukan solusinya dan lakukan!".
(Ah, kalau sudah bicara begini aku seperti seorang Trainer saja.)
Mungkin kesalahan tetap ada pada tiap diri kami yang kurang paham bagaimana menjalani kehidupan. Tapi, diujung nafas kami menemukan bimbang!. Ternyata tak cukup untuk hanya memahami orang lain, sementara mereka tak berusaha membalas pengertian yang telah diberi. Bukan karena tak ikhlash. Tapi setiap jiwa memiliki titik jenuh. Tak terkecuali kami. Saling memahami, itulah yang diinginkan!
Menghindar dan menjauh bukan solusi yg tepat pastinya!. Hanya saja dalam setiap benak yang ada hanya rasa ingin mengasingkan diri dari penat kebersamaan yang tak mampu mewujudkan bahagia. Lelah, lesu dan letih semoga tak panjang jangkauan waktunya bersama kami.. Menjauhlah dari kami, agar tak bertambah sakit hati yang kami derita!

Robb.. Tolong kami dengan kasih sayang-Mu!
Ameen..

(kapan tiba janji itu?)

Selasa, 17 November 2009

;-( Penantiannya..

" cinta yang usang kini hanya sisakan debu kenangan, kubiarkan hingga lapuk digerogoti waktu. Aku tak mau lagi peduli!. Jenuh aku mengobati luka yang ditinggalkannya. Gerimis lagi wajah bila mengingatnya.. "

waktu yang telah berlari mengisahkan aku yang dulu memendam rasa yang seharusnya tak perlu ada. Paragraf demi paragraf berceloteh tentang perasaan yang sama, yang dimiliki dua insan.
" mampukah seseorang mengingkari hati akan sebuah fitrah manusia?". Pertanyaan yang baru kutemui setelah bertahun-tahun jawaban untuknya telah ada. Mengapa kau katakan ini?. Mengapa mesti kau ceritakan padaku apa yang tersembunyi?. Kuingin ia tetap dalam hati, tanpa perlu aku tahu.
Telah kupenuhi buku itu dengan catatan hati lalu kukirimkan untukmu. Ada janji yang tertulis oleh tinta dan kata.
Hingga sadar aku disuatu waktu. Riak gelombang lautan menghantam hatiku, bahwa aku telah bersalah, juga kau. Ada yang harus pergi dan terhenti.. Tak kau dengarkah mulut yang berkoar dengan gelap hati mereka tentang apa yang terjadi? Ini akan menyamarkan wajahmu!.
Baiklah! ini aku yang meminta, tapi salahkah?. Biarkan mereka menuntut.. Toh, aku yang merasainya!. Maka mengertilah, tidak semua memang yang diharapkan akan berwujud dalam realita..
Perih menerjang, tak apa!
Aku merasa lapang dalam sakit yang tentu saja ada, walau akulah yang meminta semua untuk berakhir. Kutahu kau jauh lebih sakit. Tapi, aku ingin belajar untuk tak peduli. Semua menjadi proses yang akan indah bila dinikmati. Aku telah memilih dan siap untuk semua.. Rasa, berhentilah sejenak untuk kasihan, lepaskan empati, palingkan wajahmu. Walau perih..

Kutak menyangka akan engkau perbuat ini padaku, disisi setia engkau membalasnya dengan emosi atas kekecewaan yang berlarut. Kapalku tak hanya terhantam ombak dan tenggelam, tapi aku dihempaskan batu karang pinggir pantai.. Sakit!!
Apa maumu?

Kumohon,
~pergi dan menjauhlah!
Karna dengannya kau telah bantuku menghapus hitam pekat memori hidupku!
~aku kini disini menjahit luka di sayap punggungku, agar kumampu terbang lagi.. Menikmati indah awan langit dan pelangi yang disisakan hujan..

Sepenggal cerita hidup seorang saudari..

Me:
"Friend,Tell me your story!"
"it's over the rainbow!"
"don't be sad:-)!"

Senin, 16 November 2009

Kutemukan lagi.,

Dalam ikatan persaudaraan, (aku dan mereka). Bersama berbagi cerita di pergantian kemarau dan hujan, tawa dan air mata, suka dan duka. Dari aku kecil hingga ku besar kini, walau dimata mereka aku akan tetap adik kecil, yang akan tetap kecil.
Kuingat dalam terangku, saat ada yg membuat mutiara retinanya terjatuh, kuusap dengan ibujariku. Ia disakiti, mereka terluka, diolok-olok hingga kehilangan kepercayaan. Meski sulit dipahami oleh pikir dan logika, mengapa persaudaraan ini menjadi begitu kuat.
Perjalanan waktu meminta perpisahan dalam tatap wajah. Merenggut mereka satu per satu dari hadapanku. Tapi kutahu ini untuk sementara. Lalu mereka pergi dan aku sendiri di duniaku. Bukan perpisahan dimata kami, karna jarak hanya sebentar. Pertemuan di antara kami akan terjadi lagi.
Ada yang tak pernah putus ceritaku bersamanya, ada yang sibuk dengan dunianya, ada yang benar-benar kehilangan jejak di telinga dan kisahku. Tapi tak akan kulepaskan mereka dalam tengadah tanganku dihadapan Ilahi.. Insya Allah.
Pertarungan batin pernah kualami antara mereka yg dekat di hati. Akan tetap ada mereka, yang mengantarku ke kedewasaan. Yang menemaniku saat kutercampakkan dunia.
Hingga tak perlu terlalu kusesali Tuhan. Aku pasti bersalah dalam hal itu.

...
Kemaren..
Z: "apa mubikin?"
q: "nda adaji!, kenapa memang?"
z: "ada orang mau kukasi' bicarako, tapi tidak kutahu naangkatji atau tidak!"
q: "siapa je?"
z: "tunggumi!, tapi jangki tutup'i nah!"
q: "iya!"
telfonku menunggu..
Lama.. Lama..
Z: "Halo?"
q: "iya!"
z: "itu ada orang mau ajakki bicara, ceritamaki"
q: "halo!"
a: "halo, ancol ini?"
...

Hore..!! Saking senangnya aku Pengen teriak rasanya!
Akhirnya aku menemukan 1 lagi saudaraku.. Puzzle hampir sempurna susunannya.
Alhamdulillah!
Robb, kuatkanlah persaudaraan kami hingga nyawa jadi alasan untuk memisahkan!

(aku menemukan Andyl, setelah 5 tahun aku tak pernah dengar ceritanya. Kini aku punya ipar dan ponakan, Syahril namanya. Moga Allah takdirkanku bertemu mereka..
Amin)

Rabu, 11 November 2009

Bersama mimpi!

Mungkn memang akan tenang bila aku berkawan mimpi..
Tak perlu resah apalagi menangis karena semua bukanlah wujud nyata

karena di kehidupan selalu salah aku dimata mereka!
Di pojok aku selalu ditempatkan
"terserah!!", itu yang ia katakan
membuatku semakin tak tenang dalam amukan gelombang tuduhan!
Bingung, tak tahu apa-apa!
Aku lagi yang disalahkan!
Bukankah mereka yang telah memulai titik hitam itu?
Bukan permainan? Ya!
Tapi kalian seenaknya mempermainkan perasaanku..

Berhari-hari kulawan awan resah gelisah yang hitam menggelayuti hatiku
mendung.. Gerimis.. Dan hujan!
Begitulah airmata dan perasaanku mewarnai pergantian bulan dan matahari
aku sensitif!
Memutuskan tali ukhuwah, mengapa begitu menjadi mudah bagimu?
Apa yang kau anggap kesalahanku tak sulit menghapus semua cerita persaudaraan dan ta'awun kita?
Inikah...?

Ah, lebih baik memang aku pergi saja ke alam mimpi!
Mimpi, kutunggu engkau esok bersamaku melewati malam tanpa buruk topeng kebohongan!

Selasa, 10 November 2009

Cerita tentang lukisan hidup... Part II

Pernah suram warna yang ditarikan kuas hidup kami.. Tapi kemudian setelah itu, suram pun berganti suka.

Dinding Azhar telah bercat baru lagi.
Bersabar, berjuang, berkorban, dan berbagi.. Adalah kosa kata yang terus berulang di perjalanan waktu.
Pengorbanan menjadi mata pelajaran yang harus dipahami dalam-dalam. Berbagi yang sedikit untuk menjadi banyak. Yang banyak kemudian menjadi kesyukuran berarti..
Betapa indah semua kesulitan yang ternyata tak berasa sulit. Kebersamaan mengubah semua sepi, menghentikan tangis, dan menyunggingkan senyum.

Akan terus begini perjalanan hidup. Hingga kematian menjadi jawaban ujung kehidupan yang akan menghentikan segalanya..


Happy ending... semoga:-D

Karena Izzah..

Di balik kabut tebal aku berlindung, agar tak nampak di ujung matamu. Menghindar dari hujan kata banyak orang tentang kita. Walau mendung yang pekat itu telah menjatuhkan gerimisnya berkali-kali.

Perlahan kutata diri, memendarkan cahaya pelangi yang melintang di jiwaku. Meski kejaran mata waktu menggelinding begitu cepat. Siapa yang salah?
Semestinya tak kepada siapapun mata panah kesalahan itu dilesatkan..
???

Kita punya izzah..
Ya, karena kita memiliki izzah!

Mungkin hujan sedang tak sabar, dan gerimis pun telah bosan.

Pertanyaan datang dan pergi..
Kau tahu? Badai pernah menyerang!
Untungnya tak lama, hanya aku dan senyumku mendekap mutiara retina agar tak berjatuhan. Aku harus menerangkannya lagi.. Memberi cahaya bagi mereka yang masig gelap dibawah bulan purnama. Tak mampu memahami, atau mungkin butuh waktu lama..
Duhai, sang Sabar tetaplah menemaniku disini..
Hingga semua cahaya bersinar menemani..

Allah, Engkau yang Maha Tahu setiap jengkal diri dalam putaran hari, Engkau Maham mendengar tiap bisikan jiwa. Maha Memahami tiap lintasan hati..
Semuanya tak pernah luput.. Tuntun dan bimbinglah kami..

Senin, 09 November 2009

Karena aku akan dewasa...

Dari titik-titik merah, aku menatap dunia dengan tangis
hingga saat ini tangis itu masih memanjang tapi terpotong-potong
jatuh lagi bila terpuruk

seperti semalam, tangisku pecah oleh benturan masalah berkepanjangan yang telah kusut masai benang-benangnya
tak mampu lagi diurai
ketika satu benang ditarik maka benang yang satu merapatkan simpul
bila benang yang lain coba diuraikan lagi, ditarik.. Maka benang-benang lain kan menambah kekusutan

tapi tak usah datang membujuk
dan tak usah bertanya akan sebab
karena, tabiat tangisku tak suka
biarkan ia mengalir sampai kering
sampai terseguk, hingga tertidur
hingga esok mata bengkak penuh olokan

ah, aku tak peduli!
Inilah tangis sepuasnya yang bisa menenangkan jiwaku
meniti jalan cinta menuju kedewasaan
karena aku akan dewasa
nanti...

( aku memahami sdikit demi sedikit melalui peristiwa demi peristiwa yang dihidangkan perjalanan hidupku: " luka mungkin buruk, tapi luka hanya sebatas rasa. Terluka itu pasti... Tapi menderita adalah pilihan!" :-D )

Jumat, 30 Oktober 2009

Empty Dream



Lalu kapan aku menjadi paham

Kenapa ia tak takdirkanku menjadi seorang adinda

Dari seorang “KAKAk” dari rahim Ibunda

Kurasa tak perlu lagi mengaliri pipi dengan mutiara retina

Karena sebuah kemustahilan, itulah jawabannya!

Maka ini bukan lagi setumpuk awaqn mimpi

Melainkan hanya sebuah hayalan kosong

Yang kemudian tertiup angin realita…

Pergi dan sirna…

lalu apa maumu sekarang?”, tanyanya.

tidak!, tidak ada!!!”, aku hanya mampu menunduk, memilih kata diam. Mengunci bibir dengan isakan.

Dari seribu senja penantian bodohku… kini harus segera kuakhiri…

Karena sia-sia, itulah yang akan aku temukan..

karena mimipimu hanya sekedar khayalan…

Takkan pernah kau temukan,

Takkan pernah kau dapatkan,

Hingga habis kata,

Hingga habis masa…”

Minggu, 25 Oktober 2009

I Can't!!



Aku mengapa tak bisa penuhi janji untuk tak menangis?

Aku telah menjaga benteng agar tetap kuat,

Tapi terkadang tak bisa bertahan.

Lalu aku akan menyalahkan siapa?

Arah perahu tak satu dengan laju angin

Debu di kaki telah menebal

Langkahku semakin menjauh

Disisi jalan kucoba meraih hikmah hidup

Kapalku akan merapat di pelabuhan kematian nanti

Kutak ingin membawa sesal,…

Meski pasti akan ada!

…Tuhan…

!!!!!

alng-alang


Aku siap dengarkan apapun…
Aku menanti dalam bimbang…
Siap dengarkan semua kisah yang telah terjadi,
Apapun itu… baik atau burukkah!
Karena aku selalu yakin akan janji-Nya
…takkan melebihi apa yang aku sanggupi

…Ia jauh lebih tahu!...
YA Robb, semoga realita tak seburuk apa yang terbayang dalam benak,
Saatnya untu memanggil nurani.
Memintanya untuk berani menerima tempaan ujian, bagaimanapun beratnya.

Aku telah terkejar waktu,
Tak ada lagi masa untuk menyeka mutiara retina yang untaiannya semakin memanjang di dataran pipi.
Maka aku harus bersegera,
Berlari…

Kemana mereka yang telah berjanji?
( Ah, tidak semua harus tahu, bukan?)

Maka kini jadilah alang-alang dihati tunbuhnya semakin melebat dan apakah aku menjadi bagian dari dosa karena tak pernah mengulurkan tangan untuk menyiangi?
(tidak!, aku bukan tak pernah menyiangi, hanya saja tak pernah sempurna ulurannya. Terlalu sedikit mungkin!. Lalu apa guna menyesali yang telah lalu?)
Maka jadikan aku Ya Robb, racun yang merembesi alang-alang hingga akarnya,
… lalu buatnya mati!!!
Robb, jadikan aku setegar mentari yang tak pernah jenuh putari bumi!

Jumat, 23 Oktober 2009

Terluka lagi, Saudaraku!

" kehidupan yang tiada bisa tebak, kebanyakan logika menjadikan lupa diri dan mengingkari jati diri. Membentuk jati diri semu.", risalah yang kuterima darinya, yang tentu saja ia awali dengan pertanyaan lazimnya atau memang sekedar basa-basi.
Semoga hanya sekedar ke-sok tahu-anku akan keadaannya... dia terjatuh lagi, dia terluka lagi.
Lalu bagaimana aku menjawab pintanya?.
Kucoba membalasnya dengan canda, kutahu ia tak cengeng. Jiwanya kuat, Insya Allah!
Dan kemudian datang lagi risalahnya,
" semakin lama berpikir, semakin kehilangan makna. Terlalu jauh ku pahami sesuatu, makin tenggelam dalam kedunguan. Aku hilang dalam kenyataan."
ia kembali dalam lemah.. Meski kuyakin semuanya adalah hasil penghitungan diri.
Kukirimkan padanya tarian pena Mbak Afifah Afra,

' ada yang terbunuh
saat tubuh tak mengucurkan peluh
: nurani
ada yang telah tersita
saat tubuh tak tergores luka
: jiwa
maka
peluh kubiarkan menari
luka kubiarkan menganga
sebab
Tuham mencipta peluh untuk berkaca
mencipta luka untuk bercerita'


ya.. Robb, jangan Engkau tenggelamkan ia ke dalam lembah yang tak mampu ia jangkau. Kuatkan dalam tiap langkahnya..
Amin
4 Zetta!

Selasa, 20 Oktober 2009

Kemana Ocha?

Sebelum meninggalkan Soppeng aku masih sempat menemuinya. Mengambil buku The True Life of Habibie yang aku pinjamkan sekaligus berpamitan. Kulihat ada semburat sedih di wajahnya. Tak kulihat dia bersemangat. Tapi tentu saja tak bisa Ia sembunyikan perasaan bahagianya bertemu denganku (Bukan narsis atau apa lho?:-D). Kutahu dia menutupi sesuatu. Hm.. dan selalu saja tak mau Ia bercerita padaku. Dia memang tertutup, tapi seharusnya tidak padaku kan?. Dia sahabatku, sejak lama. Atau dia memang pantasnya jadi pendengar saja, soalnya setiap aku terdiam dia selalu memintaku bercerita. Dan bila aku yang memintanya, jawaban yang sama untuk pertanyaan yang juga terus kuulangi, "aku mau cerita apa, Syif? Kau lihatlah perjalanan hariku, begini-begini saja dan selalu begini. Tak ada yang istimewa, kecuali satu, memiliki sahabat sepertimu tentunya!". Ah, Ocha.. Ocha..
Satu kalimat terakhirnya yang aku simpan baik-baik, "maafkanku bila tak seperti inginmu lagi!". Baru kusadari kebodohanku mengapa tak pernah kutanyakan apa maksudnya.
Berhari-hari aku menunggu kabarnya, hingga hari-hari itu bergumul. minggu demi minggu, kemudian minggu putarannya menjelma menjadi bulan. Dan bulan-bulan ini semoga saja tak menyimpul jadi tahun. Handphonenya gak aktif-aktif, sms-sms yang kukirim gagal dan gagal. Kemana Ocha?
Tak biasanya dia begini.
Setiap hari kutahu ia sangat sibuk. Pasien-pasiennya tak henti berdatangan. Pagi-pagi hingga petang menjelang ia tak pernah berhenti. Tubuhnya penuh oli, tentu saja karena ia montir profesional di bengkelnya..
Tapi,
Ocha..a..!!
Dimana dikau kini?
(bersambung jo!)

Minggu, 18 Oktober 2009

Rumah Cinta

Di rumah cinta aku menekuk diri, memeluk lutut yang tak aku rindukan dan bukan pula karena menggigil. Aku hanya mencoba menata hati yang menumpang di jasad berdebu. Mencoba menjawab beribu pertanyaan yang menjelimet didalam batok kepalaku. Kenapa aku masih saja tak mampu memunculkan alirannya lewat untaian cinta dari bibir?. Kalau Ia berpikir aku tak sayang mungkin inilah kekeliruan terbesar. Smoga Allah meridhoi, aku sungguh mencintainya. Mengingat kesalahan ini membuatku tak pernah mampu menahan bendungan air mata agar tak jebol. Atas nama ukhuwah aku masih melakukan tugasku, hanya saja ketakutan adalah penghalang terbesar, phobia dan terlalu larut dalam syak wasangka hingga aku tak berani mengungkapkannya langsung. Atau lewat siapapun yang mengakrabi dirinya. Dan aku mengerti bukanlah alasan yang tepat bila aku menjauh, menjaga rasa.. Tapi itulah realitanya. Aku pernah menemukannya, hingga goresan itu semakin dalam saja dan tak berani mendekat.

Robby.. Aku tahu inh juga menjadi bukti bahwa cinta itu lemah adanya. Andai memang telah mengakar dalam tentu aku tak peduli lagi dengan perasaan.
Bodoh.. Bodoh...

Ketika kutersadar akan kelalaian, aku kemudian tergiur oleh godaan, meminta waktu untuk belajar. Menunggu sang hati untuk menapaki proses. Tapi aku benar telah tergoda... Sekian lama waktu berlalu, aku hanya membiarkan waktu semakin lama berputar. Lalu dalih-dalih busuk mengalir dari bibir, "aku sedang belajar.. Dan aku butuh waktu!!"

waktu membuat akt terlupa bahwa ini hanya permintaan syetan agar aku sdmakin terpuruk dalam rasa. Memperturutkan keinginan. Menambah lagi alasan untuk menangis..

Di rumah cinta aku terbangun lagi. Maka bolehkah aku berjanji untuk tidak melakukannya lagi?.
Dan tolong izinkan aku melakukan tugasku dalam ukhuwah atas nama cinta, cinta yang tulus karena Ilahi.
Di rumah cinta aku menyeka air mata.

Saudariku.. Izinkan aku mencintaimu lebih dalam..
Karena Allah..

Hanya karena Allah..

Jumat, 16 Oktober 2009

Dimana Kapal Pandangan Kita Akan Berlabuh?

Esok ataukah lusa, pandangan kita tlah di penghujung jalan
tak lagi ada yang samar..
Hitam dan putih, hanya itu!
Dan aroma tanah, menari di hidung
siap memberi jatah bagian yang mana untuk kita tempati

maka kini seharusnya tak lagi kau tipu dimana panah mata ini akan melesat.
tlah jelas dimana akan merapat sang kapal.
tak usah kau timpuk dengan uang,
karena aku takkan peduli!
Tak usah kau rayu dengan kekuasaan,
karena aku tak seperti KAU!!
(yang rakus akan kursi dan posisi)

membuatmu tertutupi oleh kabut persaudaraan
mendung,
tapi hujan takkan turun basahi kering jiwamu!
Atas nama kami yang kau lupa,
salah berlaku olehmu
Luka besar kubawa bersama,
merapat ke dermaga pandanganku nanti,
di ujung derai air mata duka.
Saudaraku..
Tetaplah dlm tali ukhuwah ini..

Rabu, 14 Oktober 2009

Robb.. Engkau masih mendengarku?

Berat!, semua memberatkan kepala.
Peluru masalah bertubi-tubi ditembakkan ke arahku.
Difitnah dan difitnah, selalu dan selalu.
Terlelap dalam mimpi, kutak mampu, gelisah dan resah. Terhantui semua akan problema.
Pesimisme, kumohon untuk menjauh.
Biarkan aku tercekik, tunggulah nanti apa akhirnya.
Ingin tuangkan tangisku pada siapa?
Ingin kubagi dukaku sama siapa?

Aku didorong ke pojok hingga tersudut.
Dijebak untuk terjepit.
Diberi pilihan sulit, tak mampu berkelit.

Dengan alasan "CINTA"kah, kalian membuatku sakit?
Atas nama " PERSAUDARAAN"kah, kalian lakukan ini?

Membuatku bertanya, " Aku kenapa? ", dan " Kalian siapa?".

21:09
;-( when i'm sad!

Kini Dia Tlah Pergi..

( Dan berkuranglah jumlah bintang, tapi pendar cahaya semoga smakin menerangi kelam malam yang sepi..
Kini sisa 7 bintang )

Tanpa menoleh, kutahu kau pergi membawa luka..
Melepaskan ikatan ini kutahu tak pernah engkau harapkan..
Terus berjuang bersama disini adalah inginmu,
lalu ketika mereka memutuskan, engkau merasa sia-sia. Walau sejatinya tak begitu. Hanya saja hikmah belum kita temukan, sahabatku...
Membuatmu terluka pun bukan pinta mereka.
Karena mereka lakukan ini, semua untuk yg terbaik untukmu!
Hentikan tangismu!
Smoga kan kau temukan hikmah cinta yang akan mengubah sesalmu menjadi kesyukuran tiada batas.
Pergilah..
Kumelepasmu dengan tangis..
Kelak Allah kan pertemukan kita dalam reuni abadi di surga, Insya Allah..
Amin..


Kepergian seorang sahabat +-19:00
13 okt 09

Sabtu, 10 Oktober 2009

Allah tahu Bagaimana...



Setiap ujian adalah bertambahnya kekuatan, bukan begitu?
Sebulan menjelang Ramadhan, Allah mengabulkan pintaku. Dalam benak Sering timbul asa untuk sedikit merasakan sakit. Mencuri sedikit jenak-jenak kegiatan untuk beristirahat. Mulai dari demam yang menyerang, hingga belum pulih flu dan batuk,saat agustus hampir berakhir, ada cacar air yang kembali Allah ujikan. Padahal saat itu ujian sesungguhnya sedang berlangsung di kampus. Dan kemudian hari akhir masa ujian aku harus mengerjakan soalnya di asrama karena tak bisa keluar rumah. Aku merepotkan Ustadzah yang harus datang ke asrama untuk mengawasiku. Jazakillah Ustadzah untuk semuanya…

Tak ada alasan untuk tak mencinta…

Oh, cerita sebelumnya baru sepenggal dari seluruhnya yang sebenarnya belum tentu bisa aku bisa ceritakan semua. Yang kemudian membuat rasa haru tumpah ruah dalam air mata yang tak sempat menetes, hingga ucapan terima kasih yang terurai mungkin takkan seharga…
inilah sebuah kesimpulan cinta dari semua perhatian, hiburan, dukungan, mumarridhohnya, bantuan tenaga ( masakkan kesumba Turateanya, nganterin makanan, belikan obat ,kue, jus, air tahu, buah, dsb ), serta doa yang terucap dari lisan, sms dan postingan… dari semuanya, siapapun…
semua saat itu…,
hingga kini!
Sakit yang terasa saat itu tiba-tiba menjadi indah oleh sapuan pelangi ukhuwah.. Jazakumullah khairan katsira….
Hingga buatku tak punya alasan untuk tak membalas beribu cinta dari kalian…

Atas nama ukhuwah coz’ Allah, I want to say:
“ I LOVE YOU All…!!!”

Maka Allah Maha Tahu bagaimana menguji hamba-Nya!
Tak pernah lebih dan selalu menyisakan hikmah cinta untuk kehidupan…

Rabu, 30 September 2009

Di awal oktober..

September baru saja berlalu.. Kemarin, ditutup dengan gempa yg mengguncang Sumatera
lalu, apakah masih terulang pertanyaan yang sama tentang semua ini, " mengapa bencana demi bencana mendera bangsa kita? "
alam telah menjawab!

Kini di awal oktober, aku akan kembali ke medan juang!
Tak ingin membawa sesal
karena semua tak ada guna
Robb..
Aku kembali dengan semangat baru, mohon selalu kekuatan-Mu

"Usalaisi tana ancajingekku, umangolo lao ri mabelae, tuntu' paddissengeng nenia riona Puangnge! Amin.. "

Minggu, 27 September 2009

Tentang Jumlah

Kusandarkan diri di pinggir jendela
membuang pandangan ke junjungan langit
menengok bintang, apakah masih disana
sampai dimana kita tentang jumlah?
Sampai dimana peduli kita tentang banyak?
Berapa kali kita terisak dalam diam tentang sedikitnya yang kita miliki?
Ah, betapa bahagia mereka yang lapang dalam kesempitan, hingga masih mampu menjadi tangan diatas meski terhimpit
tak ada yang bisa menciutkan bibir yang tetap melebar manis
bilapun hati menangis, tapi tak ia tampakkan dalam gambar wajah..

Kapan kita mampu memahami jumlah?

Rabu, 12 Agustus 2009

Selalu dalam cinta




Selalu dalam angan terdalamku,

Bayangan cinta masa depan
Yang menekukku bersama rinai hujan akhir kemarau
Menghirup aroma tanah, terbang bersama debu-debu zaman
Menjauhi segala yang mampu hitamkan pelangiku
Menatap jauh menembus pekat awan kelabu
Di angan terdalamku,
….
Dari kedalaman palung hati,
….
Dari setiap mimpi yang menjelma dalam tidur sadarku,
.…
Dan nuraniku meminta…
“Duhai engkau Sang penjaga mimpi, mohon jangan pernah hapuskan
Setiap isi khayalanku…
Maka biarkan aku gapai nyata, gambarkan semua itu
Dalam kanvas hidupanku…”
08:03
10 agustus 09

Minggu, 09 Agustus 2009

masihkah tersisa Ruang?



dari dalam aku menengok keluar...
aku seperti terlupakan rasa.
aku dimana sekarang?
mengapa terasa sepi di lautan manusia yang hilir mudik?

aku kah yang telah melupakan kenangan?

mengapa semua menjadi tanya yang terjawab sepi?
hujan, bukan itu yang kuminta!
jangan pernah ada walau hanya gerimis!
sampai aku harus meranggas dalam kemarau yang berkepanjangan,
aku tak ingin hujan...
tak ingin!!!

lalu, pelangi cinta jiwaku serasa masih seperti ini...
aku hanya mengubah warnanya sedikit
menjadikannya lebih semarak dengan corak baru.
kenapa kalian masih heran..
apa itu salah?

hentikan setiap tanya
dariku, maupun darimu!
kita akan tetap ada dalam jalinan ini,
walau apapun...

sahabatku, kumohon kembalilah dengan ukiran senyum,
tanpa perih yang kau torehkan dalam di hatiku
aku tak melupakanmu
takkan pernah...
10:25

Rabu, 05 Agustus 2009

Change Your Thinking!!!

"when you change your thinking
you change your beliefs
when you change your beliefs
you change your expectation
when you change your expectation
you change your attitude
when you change your attitude
you change your behavior
when you change your behavior
you change your performance
when you change your performance
you change your destiny
when you canghe your destiny
you change your life"

Ubah pikiranmu!

"bila kalian mengubah pikiran kalian
kalian mengubah keyakinan diri kalian
bila kalian mengubah keyakinan diri kalian
kalian mengubah harapan-harapan kalian
bila kalian mengubah harapan-harapan kalian
kalian mengubah sikap kalian
bila kalian mengubah sikap kalian
kalian akan mengubah tingkah laku kalian
bila kalian mengubah tingkah laku kalian
kalian akan mengubah kinerja kalian
bila kalian mengubah kinerja
kalian mengubah nasib
bila kalian mengubah nasib
kalian telah mengubah hidup!"

Selasa, 04 Agustus 2009

Jelajah Puisiku



Puisiku menjelajah hingga buritan kapal

Memandang kedepan di hamparan luas samudera

Menyaksikan lumba-lumba hilir mudik

Ikut berlayar sejauh kapal kemana menuju

Mendalami rasa hingga kedalaman yang tak tertembus cahaya mentari

Diperminkan ombak seenak angin

Diterbangkan camar ke sela-sela awan

Menyaksikan bumi dengan kehijauan melintang

Puisiku terpesona tarian iklim dan cuaca

Terperangah indah panorama perbukitan

Salut oleh indah seni yang dihidangkan Sang Pencipta Alam

Lalu kemana bukti sayang manusia pada dunianya

Dengan penggundulan itukah?

Dengan merampas hak-hak hewan hutan-kah?


Puisiku tergores palung hatinya

Kini goreskan tangis di rentetan huruf indahnya

Sedih oleh sisi kiri alam yang terabaikan


Puisiku pulang bersama kapalnya

Merapat di pelabuhan sesal

galau…


08:45

5 agustus