Minggu, 22 November 2009

Aku akan pergi kesana..

Aku akan pergi lagi..
Kesana, ke negeri yang kuimpi-impikan
dimana anganku selalu terbang membawa ragaku menjadi rindu untuk segera berdiri diatas tanahnya
smoga impian ini menjadi suratan yang telah dituliskan-Nya
bahwa jutaan keping mozaik indah kehidupanku Dia tebarkan sebagian disana..
di negeri peradaban..

Sebuah keyakinan pasti telah tumbuh dan menghunjamkan akarnya didalam hati

< Rasulullah dalam sabdanya: "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin diterima ~diijabahi~ dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai" H.R. Tirmidzi >

aku akan pergi kesana.. Suatu saat!
Menghirup dalam-dalam udaranya
hingga aroma tanahnya memenuhi rongga dadaku
meneguk air di hamparan luas lautan ilmu-Nya
bersujud panjang di bumi-Nya

ya Ilahi Robbi semoga tak pernah salah keyakinanku
smoga tak pernah Engkau kecewakanku..
Kumohon untuk Kau kabulkan..
Slalu kupinta..
Amiin..

Aku akan pergi, jauh ke sebuah negeri-Nya..
Menuntut ilmu, mencari berkah..

< Maka Insya Allah, aku akan pergi.. Ke negeri Yaman! Negeri yang akan kutuju.. Amin.. Ya Robb >

Jumat, 20 November 2009

Senyum sendu diwajahnya..

Kepulangannya ternyata karena resah sepi dan merana jiwa yang dirasakannya. Menjauh dari pusaran masalah yang mengaduk-aduk perasaan. Bukan salah keadaan memang!. Kesalahan siapa tentu saja tak perlu menjadi masalah besar. Seperti kesimpulan yang akhirnya kuambil, " jangan terus bertanya "kenapa aku begini dan begitu?" dan "kenapa bisa begini dan begitu?" tetapi, tanyakan pada nuranimu, "bagaimana aku bisa selesaikan ini dan itu?", temukan solusinya dan lakukan!".
(Ah, kalau sudah bicara begini aku seperti seorang Trainer saja.)
Mungkin kesalahan tetap ada pada tiap diri kami yang kurang paham bagaimana menjalani kehidupan. Tapi, diujung nafas kami menemukan bimbang!. Ternyata tak cukup untuk hanya memahami orang lain, sementara mereka tak berusaha membalas pengertian yang telah diberi. Bukan karena tak ikhlash. Tapi setiap jiwa memiliki titik jenuh. Tak terkecuali kami. Saling memahami, itulah yang diinginkan!
Menghindar dan menjauh bukan solusi yg tepat pastinya!. Hanya saja dalam setiap benak yang ada hanya rasa ingin mengasingkan diri dari penat kebersamaan yang tak mampu mewujudkan bahagia. Lelah, lesu dan letih semoga tak panjang jangkauan waktunya bersama kami.. Menjauhlah dari kami, agar tak bertambah sakit hati yang kami derita!

Robb.. Tolong kami dengan kasih sayang-Mu!
Ameen..

(kapan tiba janji itu?)

Selasa, 17 November 2009

;-( Penantiannya..

" cinta yang usang kini hanya sisakan debu kenangan, kubiarkan hingga lapuk digerogoti waktu. Aku tak mau lagi peduli!. Jenuh aku mengobati luka yang ditinggalkannya. Gerimis lagi wajah bila mengingatnya.. "

waktu yang telah berlari mengisahkan aku yang dulu memendam rasa yang seharusnya tak perlu ada. Paragraf demi paragraf berceloteh tentang perasaan yang sama, yang dimiliki dua insan.
" mampukah seseorang mengingkari hati akan sebuah fitrah manusia?". Pertanyaan yang baru kutemui setelah bertahun-tahun jawaban untuknya telah ada. Mengapa kau katakan ini?. Mengapa mesti kau ceritakan padaku apa yang tersembunyi?. Kuingin ia tetap dalam hati, tanpa perlu aku tahu.
Telah kupenuhi buku itu dengan catatan hati lalu kukirimkan untukmu. Ada janji yang tertulis oleh tinta dan kata.
Hingga sadar aku disuatu waktu. Riak gelombang lautan menghantam hatiku, bahwa aku telah bersalah, juga kau. Ada yang harus pergi dan terhenti.. Tak kau dengarkah mulut yang berkoar dengan gelap hati mereka tentang apa yang terjadi? Ini akan menyamarkan wajahmu!.
Baiklah! ini aku yang meminta, tapi salahkah?. Biarkan mereka menuntut.. Toh, aku yang merasainya!. Maka mengertilah, tidak semua memang yang diharapkan akan berwujud dalam realita..
Perih menerjang, tak apa!
Aku merasa lapang dalam sakit yang tentu saja ada, walau akulah yang meminta semua untuk berakhir. Kutahu kau jauh lebih sakit. Tapi, aku ingin belajar untuk tak peduli. Semua menjadi proses yang akan indah bila dinikmati. Aku telah memilih dan siap untuk semua.. Rasa, berhentilah sejenak untuk kasihan, lepaskan empati, palingkan wajahmu. Walau perih..

Kutak menyangka akan engkau perbuat ini padaku, disisi setia engkau membalasnya dengan emosi atas kekecewaan yang berlarut. Kapalku tak hanya terhantam ombak dan tenggelam, tapi aku dihempaskan batu karang pinggir pantai.. Sakit!!
Apa maumu?

Kumohon,
~pergi dan menjauhlah!
Karna dengannya kau telah bantuku menghapus hitam pekat memori hidupku!
~aku kini disini menjahit luka di sayap punggungku, agar kumampu terbang lagi.. Menikmati indah awan langit dan pelangi yang disisakan hujan..

Sepenggal cerita hidup seorang saudari..

Me:
"Friend,Tell me your story!"
"it's over the rainbow!"
"don't be sad:-)!"

Senin, 16 November 2009

Kutemukan lagi.,

Dalam ikatan persaudaraan, (aku dan mereka). Bersama berbagi cerita di pergantian kemarau dan hujan, tawa dan air mata, suka dan duka. Dari aku kecil hingga ku besar kini, walau dimata mereka aku akan tetap adik kecil, yang akan tetap kecil.
Kuingat dalam terangku, saat ada yg membuat mutiara retinanya terjatuh, kuusap dengan ibujariku. Ia disakiti, mereka terluka, diolok-olok hingga kehilangan kepercayaan. Meski sulit dipahami oleh pikir dan logika, mengapa persaudaraan ini menjadi begitu kuat.
Perjalanan waktu meminta perpisahan dalam tatap wajah. Merenggut mereka satu per satu dari hadapanku. Tapi kutahu ini untuk sementara. Lalu mereka pergi dan aku sendiri di duniaku. Bukan perpisahan dimata kami, karna jarak hanya sebentar. Pertemuan di antara kami akan terjadi lagi.
Ada yang tak pernah putus ceritaku bersamanya, ada yang sibuk dengan dunianya, ada yang benar-benar kehilangan jejak di telinga dan kisahku. Tapi tak akan kulepaskan mereka dalam tengadah tanganku dihadapan Ilahi.. Insya Allah.
Pertarungan batin pernah kualami antara mereka yg dekat di hati. Akan tetap ada mereka, yang mengantarku ke kedewasaan. Yang menemaniku saat kutercampakkan dunia.
Hingga tak perlu terlalu kusesali Tuhan. Aku pasti bersalah dalam hal itu.

...
Kemaren..
Z: "apa mubikin?"
q: "nda adaji!, kenapa memang?"
z: "ada orang mau kukasi' bicarako, tapi tidak kutahu naangkatji atau tidak!"
q: "siapa je?"
z: "tunggumi!, tapi jangki tutup'i nah!"
q: "iya!"
telfonku menunggu..
Lama.. Lama..
Z: "Halo?"
q: "iya!"
z: "itu ada orang mau ajakki bicara, ceritamaki"
q: "halo!"
a: "halo, ancol ini?"
...

Hore..!! Saking senangnya aku Pengen teriak rasanya!
Akhirnya aku menemukan 1 lagi saudaraku.. Puzzle hampir sempurna susunannya.
Alhamdulillah!
Robb, kuatkanlah persaudaraan kami hingga nyawa jadi alasan untuk memisahkan!

(aku menemukan Andyl, setelah 5 tahun aku tak pernah dengar ceritanya. Kini aku punya ipar dan ponakan, Syahril namanya. Moga Allah takdirkanku bertemu mereka..
Amin)

Rabu, 11 November 2009

Bersama mimpi!

Mungkn memang akan tenang bila aku berkawan mimpi..
Tak perlu resah apalagi menangis karena semua bukanlah wujud nyata

karena di kehidupan selalu salah aku dimata mereka!
Di pojok aku selalu ditempatkan
"terserah!!", itu yang ia katakan
membuatku semakin tak tenang dalam amukan gelombang tuduhan!
Bingung, tak tahu apa-apa!
Aku lagi yang disalahkan!
Bukankah mereka yang telah memulai titik hitam itu?
Bukan permainan? Ya!
Tapi kalian seenaknya mempermainkan perasaanku..

Berhari-hari kulawan awan resah gelisah yang hitam menggelayuti hatiku
mendung.. Gerimis.. Dan hujan!
Begitulah airmata dan perasaanku mewarnai pergantian bulan dan matahari
aku sensitif!
Memutuskan tali ukhuwah, mengapa begitu menjadi mudah bagimu?
Apa yang kau anggap kesalahanku tak sulit menghapus semua cerita persaudaraan dan ta'awun kita?
Inikah...?

Ah, lebih baik memang aku pergi saja ke alam mimpi!
Mimpi, kutunggu engkau esok bersamaku melewati malam tanpa buruk topeng kebohongan!

Selasa, 10 November 2009

Cerita tentang lukisan hidup... Part II

Pernah suram warna yang ditarikan kuas hidup kami.. Tapi kemudian setelah itu, suram pun berganti suka.

Dinding Azhar telah bercat baru lagi.
Bersabar, berjuang, berkorban, dan berbagi.. Adalah kosa kata yang terus berulang di perjalanan waktu.
Pengorbanan menjadi mata pelajaran yang harus dipahami dalam-dalam. Berbagi yang sedikit untuk menjadi banyak. Yang banyak kemudian menjadi kesyukuran berarti..
Betapa indah semua kesulitan yang ternyata tak berasa sulit. Kebersamaan mengubah semua sepi, menghentikan tangis, dan menyunggingkan senyum.

Akan terus begini perjalanan hidup. Hingga kematian menjadi jawaban ujung kehidupan yang akan menghentikan segalanya..


Happy ending... semoga:-D

Karena Izzah..

Di balik kabut tebal aku berlindung, agar tak nampak di ujung matamu. Menghindar dari hujan kata banyak orang tentang kita. Walau mendung yang pekat itu telah menjatuhkan gerimisnya berkali-kali.

Perlahan kutata diri, memendarkan cahaya pelangi yang melintang di jiwaku. Meski kejaran mata waktu menggelinding begitu cepat. Siapa yang salah?
Semestinya tak kepada siapapun mata panah kesalahan itu dilesatkan..
???

Kita punya izzah..
Ya, karena kita memiliki izzah!

Mungkin hujan sedang tak sabar, dan gerimis pun telah bosan.

Pertanyaan datang dan pergi..
Kau tahu? Badai pernah menyerang!
Untungnya tak lama, hanya aku dan senyumku mendekap mutiara retina agar tak berjatuhan. Aku harus menerangkannya lagi.. Memberi cahaya bagi mereka yang masig gelap dibawah bulan purnama. Tak mampu memahami, atau mungkin butuh waktu lama..
Duhai, sang Sabar tetaplah menemaniku disini..
Hingga semua cahaya bersinar menemani..

Allah, Engkau yang Maha Tahu setiap jengkal diri dalam putaran hari, Engkau Maham mendengar tiap bisikan jiwa. Maha Memahami tiap lintasan hati..
Semuanya tak pernah luput.. Tuntun dan bimbinglah kami..

Senin, 09 November 2009

Karena aku akan dewasa...

Dari titik-titik merah, aku menatap dunia dengan tangis
hingga saat ini tangis itu masih memanjang tapi terpotong-potong
jatuh lagi bila terpuruk

seperti semalam, tangisku pecah oleh benturan masalah berkepanjangan yang telah kusut masai benang-benangnya
tak mampu lagi diurai
ketika satu benang ditarik maka benang yang satu merapatkan simpul
bila benang yang lain coba diuraikan lagi, ditarik.. Maka benang-benang lain kan menambah kekusutan

tapi tak usah datang membujuk
dan tak usah bertanya akan sebab
karena, tabiat tangisku tak suka
biarkan ia mengalir sampai kering
sampai terseguk, hingga tertidur
hingga esok mata bengkak penuh olokan

ah, aku tak peduli!
Inilah tangis sepuasnya yang bisa menenangkan jiwaku
meniti jalan cinta menuju kedewasaan
karena aku akan dewasa
nanti...

( aku memahami sdikit demi sedikit melalui peristiwa demi peristiwa yang dihidangkan perjalanan hidupku: " luka mungkin buruk, tapi luka hanya sebatas rasa. Terluka itu pasti... Tapi menderita adalah pilihan!" :-D )