Senin, 20 Juni 2011

Barakallah lak


karena koneksi internet yang LALO luar biasa, ucapannya telat sehingga keinginan untuk mempublikasikannya via FaceBook sudah tak ada, akhirnya disini aja..
semoga suatu saat Mas Furqon bisa liat...
hiks.. hiks..

Jumat, 17 Juni 2011

Yuuk.. Ikut!

Virus Merah Jambu

Tumben!

Sejak pulang bimbel tadi malam, Dinda jadi pendiam. Padahal biasanya dia selalu membawakanku oleh-oleh, entah itu tentang lagu dangdut jadul yang dia dengar lewat sound system pete-pete yang lebih seringnya membuat penumpang jadi pusing... hehe.. pengaduan masyarakat nih ye... atau cerita lucu tentang teman-teman se-bimbelnya yang rada aneh bin ajaib seperti temannya yang punya nama unik “Baru” Ya, namanya Baru! Saudara kembar dengan “Lama”.. hehe.. nggak ding! Itu sih, aku yang nambah-nambahin, nama lengkapnya Badaruddin. Baru punya hobi tidur di kelas, tapi uniknya dia selalu datang setengah jam sebelum kelas dimulai. Setengah jam menunggu sambil mengabari teman-teman sekelas dengan es-em-es yang isinya rada mengancam,

“Cepetan teman-teman, Kak Randy sudah ada di kelas. Kami tunggu 10 menit lagi! yang telat dapat hukuman.. Send all”

Untungnya Dinda selalu tak percaya, si Baru itu bisa dilaporkn ke Polisi karena pencemaran nama baik, pake nama tentorku lagi, Kak Randy.

Entah kenapa dia selalu lebih cepat datang setengah jam. Menurut ke-sok tahuanku, kemungkinan karena sudah lama menunggu, jika kelas sudah dimulai sepuluh menit maka tunggu saja kepala Baru akan mengalami penurunan drastis. Maksudnya perlahan menunduk dan akhirnya merapat di peraduan meja kelas... hihi.. dan tugas Avdy untuk membangunkan Baru dan membuatnya always online! Dua sahabat itu konon telah bersahabat sejak lama, sejak mereka belum terlahir ke dunia ini. Hah? Bagaimana ceritanya? Iya, Ibu Avdy dan Ibu Baru berteman akrab, mereka juga telah bersahabat sebelum mereka nongol ke bumi ini. Lanjut, kenapa bisa? Karena Nenek Avdy dan Nenek Baru pun telah bersahabat dalam kandungan... lho, kok? Wuah, kalau ngebahas asal mula persahabatan mereka lagi maka itu akan berlanjut sampai besok, sampai nenek moyang Baru dan Avdy yang juga telah bersahabat sebelum mereka terlahir.. kenapa? Karena... Stoooop!!! Kembali ke laptop!

Begitulah cerita yang aku dengar dari Dinda, kalau aku bohong, berarti Dindalah yang telah menyampaikan kebohongan kepadaku karena aku menyampaika apa adanya-ada apanya yang aku dengar dari Dinda. Dan kata Dinda, kalau dia cerita bohong berarti Baru yang ngarang cerita, karena Dinda hanya mengcopy-paste apa yang dia dengar dari Baru. Dan kalau semuanya berbohong berarti semuanya berdosa! Ya iyalah!

Pagi ini, Dinda masih terdiam seribu kata. Membisu. Dan aku masih dengan wajah innocent, penuh tanda tangan, eh, tanda tanya. Alis berkerut, wajah penuh keriput... oh, tidak bissa! Aku kan masih muda? By the way anyway no way, apa yang telah terjadi padanya? Yang jelasnya dia masih tergeletak bukan tak berdaya tapi penuh daya 220 watt.

Aku mendekatinya, kuraba keningnya.. tidak panas! Kuambil tangannya, kuraba denyut nadinya.. alamak! Kudengar jantungnya... Astaga!!!

“Woii.. aku masih hidup tau!!!” teriak Dinda.

Dan telah kutemukan jawabannya, kenapa Dinda masih terdiam? Iya, karena Dinda masih tertidur! Hahaha...

“Abisnya, tadi malam pulang bimbel kamu diam mulu, biasanya nyanyi-nyanyi atau cerita-cerita. Eh, gimana ada kabar dari Baru lagi?”

“Hemm.. dia masih bernafas!” jawabnya cuek bebek penuh ejek kesamber geledek.

“Yeh, maksudku apa ada kehebohan terbaru yang dilakukan Baru di kelasmu malam ini? Mungkin kali ini dia terlambat masuk kelas sambil menenteng sekantong besar penuh tahu isi, atau dia punya obat baru agar tidak mengantuk, minum kopi susu misalnya? Atau sekalian saja kopi tubruk asli bikinan ibunya? Atau.. hep!” mulutku ditutup oleh Dinda. Dan dia hanya memberi satu respon.

“Ssst!” telunjuk dipasang berdiri depan bibirnya. Dan ia bersegera masuk ke kamar mandi.

Berangkat sekolah, Dinda masih meneruskan gejala penyakit yang dideritanya itu. Terdiam! Uh, aku jadi malas dibuatnya. Dari pada bete, mending aku baca novelku yang sudah tiga hari belum tamat-tamat juga.

Hingga kemudian, dua hari telah berlalu. Dinda seperti kerasukan makhluk gonrong yang tiga kali puasa, tiga kali lebaran nggak pernah pulang-pulang (ih, apa hubungannya coba?). Bukan hanya itu, dia juga jadi malas makan. Tadi malam aku belikan tahu isi makanan favoritnya, dia Cuma makan sepotong. Bener-bener gawat! Padahal kalau dibelikan tahu isi, tanpa minta izin dia langsung makan bahkan lebih seringnya tak bersisa, kecuali tangkai-tangkai cabe muda hadiah dari penjual tahu isi. Hehe.. Berulang kali kutanya, ia hanya menjawab singkat,

“Aku tidak apa-apa!”

Aneh kan?

Memasuki hari H plus 3, aku sudah tak bisa menahan rasa penasaranku yang sudah stadium enam. Kali ini aku harus menemukan jawabannya. Kutarik Dinda masuk ke kamar, lalu kukunci. Ku dudukkan ia di kursi pesakitan, eh, kursi meja belajarku.

“Sekarang jujur deh, kamu kenapa sih udah tiga hari ini diam mulu?, aku nggak mau jawabannya aku tidak apa-apa, aku tidak apa-apa! Pokoknya aku mau jawaban lengkap plus bukti-bukti nyata!” suaraku agak meninggi, semoga Dinda tidak berpikir kalau aku sedang menghakiminya, walaupun sebenarnya memang begitu.

Lama aku menunggu jawabnya, aku masih menunggumu bicara.. menanti jawaban di hatimu.. (Hijau Daun, mode: on).

“Dinda... kamu kenapaa..aa!” aku berteriak.

“Aku terserang virus merah jambu!”

“Hah? Iyakah? Sama siapa? Sama siapa?”

“Nihh!!!”

Dinda membuka mulutnya dan memperlihatkan sariawati (sariawan) yang bertengger cantik di gusi dan dinding mulutnya. Ada 3!

Gubrakk!

Ternyata!!

Kamis, 16 Juni 2011

Aku Suka Menangis


Karena aku suka manangis,
aku menangis ketika aku kecewa,
aku mananis ketika aku tersakiti,
aku menangis ketika aku terharu,
aku menagis ketika aku bersedih,
aku menangis ketika aku sakit,
ketika aku terlahir yang pertama kulakukan hanya menangis.
Ah, memang tidak salah kalau kita menangis. Setelah mencari-cari ternyata manfaat menangis banyak juga.
1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.

2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun. Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin. Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.

7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun Anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega. Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena Anda bisa menangis meledak-ledak.

untuk yang terakhir, saya sangat sepakat. dengan menangis aku menjadi lega. Meskipun setelah itu, mata bengkak dan hidung berair...
hiks..hiks..