tak ada lagikah yang tersisa di hati kecuali benci?
menghindari kehadirannya, menutup telinga oleh suaranya bahkan melirik namanya pun tak ingin lagi.
telah panjang masa berlalu sakitnya hati yang terus menerus bertambah, harapan kesembuhan mungkin akan lama.
pernah goresan hati telah dibalut rapi menunggu kering, namun engkau datang lagi menambah perihnya hingga berulang kali.
sakit yang berkepanjangan mengajarkan jiwa untuk memasang acuh pada wajah. memolesnya agar tebal tak peduli.
terserah hendak kau lakukan apa padaku, hingga berderas-deras linangan air matapun aku tak akan membagi hati!
tapi mengapa disaat pilihan itu mengudara engkau malah datang dengan harap mata berkaca?
tiadakah rasa bahwa aku tak ingin lagi diganggu?
ataukah sedikit peka selama ini kuberteman luka karenamu?
mungkin bukan menutup pintu, namun jarak terbukanya kini tinggal beberapa jengkal. tak mungkin pula kurapatkan, aku hanya memperkecil ruang masuknya udara sakit bila engkau datang memaksakan itu lagi di luka yang sama.
tidakkah kau paham bahwa aku letih?
layaknya magma yang dulu tertahan berapa masa dalam perut bumi, sekarang pecah berderai menghapus belas kasih..
semoga bukan hawa nafsu yang meminta dicarikan pembenaran, apalagi bujuk rayu syetan.. naudzubillah...
walau terbit sejuta tanya di hati, benarkah jasad berlakukan ini padanya? pantaskah menghukum ia yang telah menyakiti?
namun egoku masih membara, kujalani ini dulu sambil kurenungi...
aku juga manusia..
mohon dimengerti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar