Sebab kesalahan ada untuk menjadi sosok guru: bukan mengajak kita sekedar berbasah mata atas nama sesal: dengan kesalahan yang telah dilakukan. Dunia selalu bangga melorotkan malu kita, memperlihatkan kesalahan, menampakkan celah dari kesempurnaan yang kita kejar, hingga berderai tawa dan mengalir cemoohan sebagian manusia. Ah, biarkan sajalah!
Sebabnya pula, tak mudah merangkak di lorong tak bercahaya: gelap. Saat kau terantuk, terbentur, terhalangi, bagiku itu sebuah kesalahan. Yang kemudian membuatmu belajar: mesti memilih arah lain dan kembali meneruskan perjalanan.
Kesalahan adalah sebatang kayu tempat kita berpegang di tengah lautan, saat ombak berkejaran mempermainkan, tak memedulikan kita yang kebingungan: ia akan menolong kita, maka tetaplah berpegang padanya.
Salah tak mengapa ada. Sebab salah juga bila kita selalu benar. Hanya mungkin saat itu kita belum menemukan hikmah dari salah yang telah berlaku. Tak usah takut dengan kesalahan, hanya saja perlu dihindari dengan kehati-hatian dan keseriusan. Meskipun tak semuanya bisa terelakkan.
Mari mencatat kesalahan: untuk kita renungi, untuk kita pelajari, untuk kita jadikan pedoman agar tak terjatuh di lubah yang sama...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar