Di balik kabut tebal aku berlindung, agar tak nampak di ujung matamu. Menghindar dari hujan kata banyak orang tentang kita. Walau mendung yang pekat itu telah menjatuhkan gerimisnya berkali-kali.
Perlahan kutata diri, memendarkan cahaya pelangi yang melintang di jiwaku. Meski kejaran mata waktu menggelinding begitu cepat. Siapa yang salah?
Semestinya tak kepada siapapun mata panah kesalahan itu dilesatkan..
???
Kita punya izzah..
Ya, karena kita memiliki izzah!
Mungkin hujan sedang tak sabar, dan gerimis pun telah bosan.
Pertanyaan datang dan pergi..
Kau tahu? Badai pernah menyerang!
Untungnya tak lama, hanya aku dan senyumku mendekap mutiara retina agar tak berjatuhan. Aku harus menerangkannya lagi.. Memberi cahaya bagi mereka yang masig gelap dibawah bulan purnama. Tak mampu memahami, atau mungkin butuh waktu lama..
Duhai, sang Sabar tetaplah menemaniku disini..
Hingga semua cahaya bersinar menemani..
Allah, Engkau yang Maha Tahu setiap jengkal diri dalam putaran hari, Engkau Maham mendengar tiap bisikan jiwa. Maha Memahami tiap lintasan hati..
Semuanya tak pernah luput.. Tuntun dan bimbinglah kami..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar