Melepaskan diri dari perangkap pesimis memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Kembali kita melihat bagaimana dorongan hatinya, bila ia disertai keyakinan dan kesungguhan yang besar, tentu saja sedikit motivasi bisa kembali membangkitkan optimisme. Sangat disayangkan bila keyakinan dan kesungguhan lemah, keinginan untuk bersemangat hanya sekedar penghias bibir, akan perbuma segala motivasi meskipun itu dari moti8ator handal sekalipun. Yang merubah keadaan setiap kita menjadi lebih baik adalah diri pribadi, bukan motivator, trainer atau siapapun.
Piliannya hanya ada dua, berubah atau tidak? Bergerak atau mati?
Seperti pohon, ingin terus tumbuh dan berbuah hingga banyak bermanfaat bagi orang lain? Atau hendak seperti pohon yang tak berbuah hingga tak bisa membantu kehidupan musafir dan tak berdaun hingga tak mampu menaungi musafir dari terik panas matahari perjalanan?
Bila perlu menangis akan beban kehidupan, menangislah! Sebab kesulitan mutlak adanya di kehidupan.
Alah telah menjanjikan kemudahan setelahnya.
Sehingga bila kesulitan mendatangi, segeralah mencari kemudahan sebab ia bersembunyi di balik kesulitan itu.
Makam perlu mengazzamkan dalam diri bahwa optimisme tidak peqlu berlama-lama menjadi tamu di ruang hati kita.. Optimis dan semangat kebaikan adalah penghuni sejatinya!
Jazakumullah ustadz atas interogasinya kemarin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar