Kamis, 28 Oktober 2010

Muhasabahku..

Alhamdulillah... segala puji bagimu ya Allah, Engkau yang telah ciptakan diri ini.. engkau yang telah tinggikan langit tanpa tiang-tiang penyangga.. engkau yang telah hamparkan bumi sebagai tempat istirahat bagi hamba-Mu ini... Ya Robby.. izinkan kami di malam ini bersimpuh menundukkan hati, menghitung diri, menyesali semua yang telah berlalu, agar kami mampu bangkit menatap masa depan dengan segala kekuatan yang Engkau titipkan kepada kami...
Ya Robby...
Entah berapa detik dalam hidup telah kami lalui, entah berapa menit... dan entah berapa jam nafas telah kami tarik dan kami buang... ya Robb.. dengan cinta-mu, telah Engkau lahirkan kami dari perut ibunda, dengan tubuh lemah tak berdaya, tak mampu merasa, tak mampu melihat, tak mampu mendengar, apalagi berjalan dan berlari, hingga Engkau beri kami kekuatan dari hari ke hari.. saat bulan bertambah Engkau beri kami nikmat mendengar... hingga suara-suara alam mampu kami rasakan.. lalu masa berlalu dan Engkau beri kami nikmat melihat melalui mata, hingga indahnya dunia dapat kami saksikan, lalu Kau beri kami hati, hingga cinta, kasih sayang dapat kami bagikan kepada hamba-Mu yang lain..
Namun ternyata Ya Robb, saat kami telah sempurna kini, di usia yang semakin bertambah ini, dengan segala nikmat yang Engkau hujankan... tak banyak waktu yang kami pakai untuk bersyukur, bahkan mungkin hanya ada kelalaian demi kelalaian yang menghiasi. Lisan yang Engkau beri tak banyak kami gunakan berzikir menyebut nama-Mu bahkan mungkin banyak kata-kata yang tak perlu terucap, betapa kami sering mengolok-olok hamba-Mu yang lain padahal kami tahu dihadapan-Mu semua sama, hanya iman dan taqwalah yang menjadi pembeda. Otak dan akal yang Engkau beri, banyak kami sia-siakan potensinya, kami lebih sering memilih bermalas-malasan daripada belajar menuntut ilmu-Mu.
Ya Robby.. Engkau yang Maha Kuat...
Sungguh kami malu bertanya pada-Mu berapa banyak kebaikan yang telah kami perbuat, sebab kami tak kuasa menatap bila keburukan-keburukan masa lalu Engkau tampakkan dihadapan kami..
Bila kematian Engkau tawarkan saat ini, kami mohon ampun Ya Allah... betapa malunya kami menghadapkan amalan yang masih sedikit ini, meski kami selalu berharap Surga-Mu. Betapa malunya kami dengan keburukan dan dosa yang menggunung ini, meski kami takut akan neraka-Mu. Kami malu pada Nabi-Mu, betapa sering bibir ini ungkapkan cinta padanya sedang masih jarang kami contohi akhlaknya.
Ya Robby... Engkau yang Maha Pengampun...
Di penghujung kini, kami sesali diri atas dosa yang telah lalu, saat kami abaikan perintah-Mu, shalat yang terlupakan, tilawah al-Qur’an yang tersendat-sendat sebab jarang kami baca.. saat kami melupakan-Mu, dimana tawa lebih banyak, keluh kesah yang selalu ada..
Saat kami acuhkan orang tua kami, kami bantah perintahnya, bahkan suara kami terkadang lebih besar dari suara mereka, kami minta ini dan itu, padahal mereka sepanjang hari telah banting tulang mancarikan nafkah... atau kadang kami lupa mereka dalam doa-doa kami..
Saat kami tak senang dengan dengan guru-guru kami, mereka yang rela korbankan waktu mengajari kami... Yang sering kami olok-olok dengan menceritakan keburukan-keburukan mereka, padahal mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang sabar mengajari, yang tak henti mendidik kami...
Saat saudara dan teman-teman kami lukai jasad dan hatinya. Kami marahi, kami pukuli, padahal mereka pun tak jarang membantu kami dalam kesulitan, mengjari, bahkan mengingatkan bila kai lupa...
Ya Allah, betapa banyak kekhilafan, betapa banyak dosa... Ampunkan diri ini...
Ya Robby, Ramadhan telah di depan gerbang, sampaikanlah kami kesana Ya Robb, agar kami rasakan maghfirah-Mu, agar kami peroleh kesempatan berharga tuk memperbaiki diri menjadi insan lebih baik yang beriman, cerdas dan mandiri. Kami tahu dan yakin tak pernah Engkau sia-siakan usaha hamba-Mu... beri kami kesempatan itu...
Ya Robby, ya Tuhanku...
Kami disini, sedang menanti detik-detik kematian yang pasti kan menjemput. Menunggu saat kami menarik nafas terakhir, dan menghembuskannya lagi untuk yang terakhir. Saat uadara dingin merayap dari ujung jemari kaki hingga ubun-ubun kepala. Saat mata terkatup dan tak bisa terbuka lagi. Ketika badan terbujur dan tak bisa lagi bergerak. Ketika kita masuk dalam keranda, dan diangkat oleh anggota keluarga dan teman-teman.
Saat kami menghadap-Mu dengan tersenyum...
Allahumma nasyku ilaika dhi’afa quwwatina.. Ya arhamar rohimin... anta Rabbul mustadh’afin... irhamna... Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar