Minggu, 13 Juni 2010

Di Pengadilan Sunyi, Pasal "Kabura Maqtan"

"Kabura Maqtan" selalu jadi bahasan utama akhir-akhir ini. Antara mengeluh dan bersyukur : apakah keluhan selamanya menggambarkan ketidak syukuran? (tolong dijawab!)
Antara persaudaraan dan fitnah : apakah persaudaraan harus selalu sedarah? (sudah kutahu jawabannya, namun aku butuh jawabanmu untuk meneguhkanku!)
Antara harapan dan cemburu : apakah mesti ada kecewa ditiap harapan yang tidak terkabulkan? (jawabku : "kurang tahu!" dengan intonasi orang kebanyakan, sambil angkat bahu)
Antara tahu dan tempe? (lho, nyambung dimana?) sama-sama dari keledai, eh, kedelai!

"Kabura Maqtan", takut! Khawatir! Resah!
Antara harus memberi solusi kepada yang lain atas masalahnya (yang mungkin kalau aku yang mengalami, belum tentu bisa sekuat itu) atau tugas untuk menyampaikan kebenaran, bukan pula untuk sok tempenya (tahu!) Duh, Ilahi Robby... Aku tidak ingin menyesal engkau pilihkan jalan ini, namun kuatkan aku agar mampu menjalaninya. Sebab semua perasaan itu kini semakin mencekam, hampir menerkam di kelam malam.
Pengadilan sunyi muhasabah kembali menjadikanku sebagai tersangka. Pelaku dosa dan maksiat! Apakah istigfar masih cukup untuk mewakili permohonan maafku pada-Nya? Saat nasehat dan ego masih bertempur hebat didalam hati. Sedang cermin tempatku menatap selalu ditampakkan keburukannya oleh syaithon. Sok bijak, sok suci, sok pintar atau apalah! Nila setitik selalu mampu merusak susu segentong? Kenapa?
Yang pasti ngga ada hubungannya dengan tahu dan tempe! (berusaha menyelipkan tawa diantara derai air mata!)
"Kabura Maqtan" semoga cukup untuk mengingatkan!
"Kabura Maqtan" semoga tak perlu Allah tampakkan dengan satu janji perubahan diri yang hakekatnya memang selalu begitu.
"Kabura Maqtan" menjadi pangkal malu agar aku tak kembali terperosok di lubang yang sama (kebodohan besar!)
Allah betapa Maha Pengasihnya Engkau yang masih beri kesempatan..
"jangan pernah menyesal, bila penyesalanmu tak mengajarkan apa-apa" (masih ku ingat baik-baik pesan saudaraku itu)
Di pengadilan sunyi muhasabah kini, pasal-pasal "Kabura Maqtan" sedang menghantamku bertubi-tubi.. Robby bebaskan aku!
"YA_AYYUHALLADZI_NA A_MANU_ LIMA TAQU_LU_NA MA_ LA_ TAF'ALUN KABURA MAQTAN 'INDALLAH AN TAQU_LU_ MA_ LA_ TAF'ALUN"
Surah Ash Shaf: ayat 2-30

Agar selalu mensyukuri nikmat-Mu, walau hanya dengan tahu tempe! (nah, lho?) ALHAMDULILLAH!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar