Selasa, 15 Juni 2010

Siapa Bilang Hidup Ini Indah?

“Jadi pinjam tidak?”
“Nda’ jadi! Kan katanya ada teman yang mau pinjam?”
“Yeh, paling dia Cuma bercanda! Cuma mau ngejek!”
“Nda’ usah! Dahulukan teman yang lain!!”
Apaan sih, udah dibilangin dia ngga’ mau pinjam! Ya udah!!

Sempat membuat temperatur emosi naik sedikit, tapi kembali kupake rumus “Self Talking”-ku yang amat ampuh untuk menyegarkan suasana hati..

“Colly, tidak semua yang kita inginkan itu jadi kenyataan! Engkau tidak punya hak untuk memaksa orang lain!”, Kembali kuatur nafas.. tarik dalam-dalam dan hembuskan pelan-pelan... Astagfirullah!

“Hidup ini indah, jangan dibuat susah!” lirik lagu itu terngiang-ngiang di kepalaku. “Ketika mimpimu yang begitu indah, tak pernah terwujud... ya sudahlah!” lagu Bondan Prakoso seperti terdengar nyaring di telingaku.

Hidup selalu memberi pilihan tuk bahagia. Anehnya, dengan mudah orang lain selalu bisa membuat kita gelisah, marah, jengkel, kesel, bete, dan sebagainya, dan sebagainya. Tapi kenapa kita sendiri sulit unutk mengubah suasana hati kita dari semua sesak itu? Padahal indah dunia selalu bisa menawarkan obatnya. Allah telah ciptakaan dunia untuk engkau nikmati, kau hirup sejuk udaranya, dan kau rasakan damainya kehidupan.

Sebentar saja.. hidup kita tidak lama, maka jangan jadikan ia semakin pendek dengan kesempitan hati. Semakin runyam dengan problema kecil yang seharusnya tidak perlu terlalu banyak menyita waktu, tenaga dan pikiran kita untuk memikirkannya.

Cobalah untuk menambahkan garis vertikal disetiap pikiran-pikiran yang bergaris datar dan pendek-pendek, mengubah negative thinking menjadi positive thinking. Sebab pikiran-pikiran negatif selalu berhasil melemahkan dan membuat kita terjatuh. Sementara pikiran positif selalu menjadi pahlawan sejati ditiap keberhasilan yang teraih oleh manusia. Andai saja Rasulullah sudah berpikir negatif duluan saat peperangan Badar dahulu, tentu tak pernah ada cerita penaklukan yang begitu hebatnya. Melihat tiadanya keseimbangan tentara kaum muslim dan kaum kafir. Tapi apa yang Rasul lakukan, beliau meminta kepada Allah dengan penuh harap, hingga tangisnya terseguk, hingga selendangnya terjatuh, higga sedikit “memaksa” pada Ilahi. “Ya Allah.. Ya Robby.. jika Engaku tak menangkan hamba-hamba-Mu pada hari ini.. Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi ini!” begitu sabdanya.

Ah, lalu mengapa harus menyulitka diri dengan perkara sepele?
Mengapa harus marah atas perilaku orang lain yang tidak sesuai harapan dan keinginan?
Mengapa harus kecewa bila tuntutan kita pada manusia tidak terkabulkan?
Toh, semuanya adalah ujian agar dinding hati kuat tak mudah goyah, tentu saja bila kita mampu menjalaninya dengan baik dan sabar!
Engkau tidak boleh lemah hanya karena orang lain mencemooh! Ia hanya kurang mengerti (atau munglin tidak), tapi ah, tidak ada urusan dengan hal itu. Bila kita telah melakukan kebenaran, kenapa mesti terpengaruh?
“Ya Udah, kalau ia tidak mau pinjam! Mungkin ia hanya tidak ngin merepotkanku! Aku tidak rugi bukan? Toh niatnya sudah sampai. Allah Maha Tahu apa yang tersembunyi di hati, sungguh perhitungannya tiada yang mampu meragukan! Semoga ia bisa mengerjakan tugasnya hari ini dengan baik! Amin...”
sekarang kita ulang pertanyaan yang kupilihmenjadi judul postinganku kali ini. Siapa bilang hidup ini indah?? saya!
anda berani menentang???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar