Kamis, 10 Juni 2010

Mencarimu...

Mentari berpijar beberapa masa saat ia berganti

Aku masih mengintai di balik awan mencari sesosok manusia hebat

Saudaraku, yang kubanggakan!

Kutebar jaring pandangku seluasnya

Namun hendak kemana lagi? Aku belum menangkapnya!

Waktu berlalu...

Lalu tiba-tiba awan kelabu menutupi pandanganku

Beratnya tergambar dalam pekat

Berton-ton air dalam muatannya kutahu akan segera tumpah

Baiklah, aku turun mengembara diantara tetesnya,

Sebab pada hujan tiada yang tahu sedih yang tertuang di air mata yang mengalir

Ia pasti sedang disana, di sebuah tempat

Menyiapkan diri menghadapi segala perih

^`’`’`’^

Hujan mereda, saat ini aku tak ingin menanti pelangi seperti biasa

aku mencari gumpalan asap yang menghalangi pandangan!

^`’`’`’^

Ada kesabaran yang memburu di setiap tarikan nafasnya. Ia tak cengeng tuk mengungkapkan semua yang dirasainya padaku, atau bahkan keluhan kecil. Sama sekali bagiku itu semua adalah barisan kata yang sekedar ingin mengungkapkan apa yang terlintas dalam hatinya. Meski aku lebih sering menaburkan kecewa, dengan tidak membalas risalah-risalah itu.

Seperti ketika vonis-vonis tak bertanggung jawab itu dilemparkan padamu. Kecewa yang mengiringinya kutahu bukan bentuk protesmu pada Ilahi, tapi sebuah tanda bahwa engkau punya rasa sedih tak mampu berbuat banyak lagi karena memenuhi tuntutan ini itu demi menjaga diri. Meski engkau tetap keras kepala untuk beberapa masa.

Saudaraku, Allah selalu sembunyikan hikmah besar. Bukankah kita sering saling mengingatkan itu? Hikmah bertaburan di jalan tempat kita langkahkan kaki. Dan betapa beruntungnya kita bila mampu memungut banyak untuk bekal ke dapan.

Allah beri ujian bahkan tanpa salam sedikitpun agar kita membuktikan diri, bahwa ia ridho dan tawakkal dengan apa yang ditakdirkan-Nya. Bila kini engkau disana di ruang sempit penuh aroma obat kimia, berjuang melawan perih, kutahu engkau kuat! Sangat kuat! Hilangkan segala resah yang membuatmu lemah. Buang jauh-jauh segala pikir yang membuatmu tersingkir ke pinggir sedih.

Doaku mengiringimu, dimana dan bagaimanapun keadaanmu. Semoga Allah gugurkan segala dosa bersama terhapusnya dosa.

Kutunggu hingga engkau kembali, dan di ujung hujan nanti kita bersama menunggu pelangi! Lagi!

Setelah lelah mencari, sore 7 juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar