Rabu, 27 Januari 2010

Doa vs Takdir

Kekagumanku karena keberanianmu..
Tak mengungkapkannya tapi datang menghadap. Lalu aku kembali mengadukan pada Ilahi.. Tapi aku digiring menuju jawaban "tidak!", oleh-Nya dan oleh mereka. Citaku menambatku, meski karena itu juga menjadi salah satu alasanmu. Seruan "amin!" dari bibir yang tak berdosa kutahu menguatkanmu dan menguatkan pertarungan doa dan takdir, sengit. Tapi, akhirnya doa kalah untuk saat ini, aku telah mantap menjawab. Meski, jawabanku menegurku sendiri, menegurku lewat seorang saudari yang mengingatkan. "jangan katakan itu lain kali!", ucapnya. "katakan begini..begini.. dan begini!", tuntunnya. Sekali lagi ia menunjuk sang takdir dan menjadikannya sebuah alasan.
Menyamakan cita mungkin tak cukup untuk memahamkan mereka.
Maka jadilah engkau harus berjuang lagi. Mungkin bukan aku, mungkin bukan saat ini, atau mungkin semuanya terbalik, dan atau mungkin.. Ah, kemungkinan tak selamanya membantu! (mungkin!!)
Maka maafkan aku saja! Semoga menjadi jalan takdir yang berbelok menuju ke kedewasaan diri.
Bersabarlah! Allah sedang menguji, pasti!
Allah sedang menyiapkan yang terbaik!

Jangan marah lagi!:-D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar