Minggu, 07 Februari 2010

Pertanyaan dan Pernyataan Hati



Tiba saatnya lagi untuk bertanya pada sang hati,

adakah ia masih mengukuhkan niat suci?

Adakah ia masih terjaga disaat gelap malam memuncak?
Adakah ia masih peduli pada bisikan yang menggetarkan?
Adakah ia masih menggapai ukhuwah meminta uluran benangnya?

Adakah ia masih mendengar isak nyaring iman mengigau?

___
Saudaraku..
Yang mungkin bila aku diuji dengan ujian serupa,
belum kuasa jiwa dan ragaku menghadapi
Maka, dengarkan saja aku yang berbicara
aku yang sedang belajar berkomentar dari sisi lain pandangan
Mungkin dengan sejuta kesoktahuan,
tapi semoga Allah meridhoi (karena dari sudut ini aku mengakarkan niat, Insya Allah)
Dengarkan aku yang mencercau,
mengatakan kebenaran dari sudut pikirku (semoga kebenaran pula dari-Nya)


Maafkan bila melukai,

menurutmu,
Apakah itu adil jika kita hanya ingin mengatakan kepahitan karena menegakkan kebenaran,
sedang kita tak ingin menerima kebenaran yang pahitnya mencekat tenggorokan?


Apakah ketika Rasul memerintahkan,

"qulil haqqa walau kana murran, walaupun pahit, ungkapkanlah kebenaran!",
Kita tidak diminta untuk menerima kebenaran itu walaupun pahit?

Ujianmu kutahu berat,
masalah diujung mata, kutahu menggunung..
Tapi sungguh,
semuanya tak cukup menjadi alasan bagimu untuk lari dari medan perang!


---

Jika engkau lari dari sini,
maka engkau sedang membuktikan kepada mereka dan kepadaku juga,

bahwa dirimu adalah seorang pengecut!!!

Itu saja!

___
ya Robb yang selalu kumohonkan perlindungannya..
Lindungi aku dari niat buruk untuk menyakiti hati saudaraku...

---

Maka kucoba bertanya lagi pada sang hati,

adakah ia mampu menjawab?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar