Ada yang kalian tak tahu tentang anak-anak itu. Mereka setiap pagi terbangun oleh kata-kata kasar orang tua. Mereka mandi diiringi lagu keluh kesah. Sarapan mereka adalah caci maki. Berbekal umpatan, mereka pun berangkat sekolah. Walaupun sebenarnya mama dan bapak sedang katakan,
"berhentilah bersekolah, bantu mama bapak saja bekerja biar kita bisa dapat uang banyak, dan kita bisa hidup bahagia!"
Ah, hanya saja mereka telah terbiasa dengarkan itu. Lalu mampukah kita meraba masa depan mereka?
Tapi tengoklah mereka yang belajar bagai "Lintang Laskar Pelangi". Walau bermandi peluh dan luka karena kekata orang tua yang menusuk hati, mereka masih menggendong semangat ke sekolah. Berharap akan meraih mimpi dan buktikan kepada orang tua bahwa mereka mampu.
Tapi, kau akan menangis melihat mereka yang pasrah, yang dengarkan apa kata orang tua, yang putuskan sekolah dan "bekerja" mencari uang.
Kau tahu apa arti "bekerja" sesungguhnya?
Bila gelap merambat pada langit senja. Mereka berdiri di pinggir jalan. Pakaian seksi tak membuat risih. Dandanan berlebihan tak peduli keindahan. Menunggu rezeki yang tak halal sekedar untuk memenuhi perut, dan sedikit uang jajan. Belum pahamkah engkau apa yang kumaksud?
"berapa om mampu bayar?" tanyanya genit.
Ah, tergidik aku mendengarnya. Kepolosan mereka tergadaikan demi memenuhi nafsu biadab lelaki hidung belang. Apalagi mendengar berapa rupiah yang biasa dibayarkan, dengarkan baik-baik.. Hanya Rp. 10.000!!!
...
Entah akan kukatakan apa. Kubiarkan air mataku bercerita tentang marahnya aku, tentang sedihnya aku, tentang ketidakrelaannya diriku. Astagfirullah ya Robby, ampunkanlah sgala salah!
Maka sungguh benarlah apa yang dikatakan Sang Rasul Mulia, betapa kemiskinan dan kekufuran hanya berbatas kain tipis yang rapuh dan rombeng, begitu dekat. Dan kini, di ujung mataku semuanya begitu nyata.
Lalu apa yang harus kita perbuat??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar