Jumat, 09 April 2010

Lihatlah Keluar... Lakukan Perubahan!



Sejenak, di kehamparan luas kuedarkan pandangan. Ternyata sempit apa yang ada dalam benakku tentang dunia kelam. Yang nampak hanya apa yang ada di layar kaca. Tapi kini, Allah memperlihatkanku di depan mata. Ya Allah… begitu mahalnya karunia hidayah yang Engkau beri.

Kini debu di bola mata telah menghilang, dan kutatap dengan jelas kebobrokan di hadapanku. Memang tak banyak waktu yang bisa kita habiskan tuk bersenang-senang, sebab kewajiban jauh lebih banyak.

“idza ra-aytukum munkaran, falyugayyir biyadik, fainlam tastathi’ fabilisanik, fainlam tastathi’ fabil qalbi… fainnahu adh’aful iman”
“jika telah jelas kemungkaran di depan mata, maka ubahlah dengan tanganmu, jikalau tak kau mampu maka dengan lisanmu, bila masih tak kau mampu, maka tegurlah dalam hatimu, sesungguhnya itulah selemah-lemahnya iman”

Ah, semua kemungkaran menjadi sebuah Tanya besar yang perlu diresapi, sudahkah kulakukan sesuatu? Sudahkah tanganku bergerak? Sudahkah lisanku menegur? Ataukah hati yang masih terus merenungi, hingga iman masih di garis rendah?
Maka pantaskah untuk masih disini bertopang dagu?. Sementara gelimangan dosa menuntut kita untuk mempertanggungjawabkannya?

Menagislah duhai mata, sebab sesal perlu ada agar kau sadar harus lakukan perubahan!
Kita sedang menunggu siapa? Ataukah masih menunggu sempurna tuk berbuat sesuatu?

Mereka sama adalah pucuk dari pohon regenarasi perbaikan bangsa, hanya jalan memang tak selalu lurus. Bila kini mereka telah salah melangkah, maka sebelum sampai dan jatuh ke jurang, kita wajib memanggil, mengajak dan menunjukkan jalan. Membimbingnya, bahakan memapahnya bukan karena kita sebagai pemimpin tapi mengikut di barisan panjang. Barisan panjang yang sejarahnya telah jauh lebih dari cukup menjadi guru terbaik.

Kita ingin beramai-ramai menikmati surga! Yang tentu saja teraih oleh lelehan peluh tanpa keluh dan perjuangan berat penuh derita.

Telah Ust. Rahmat Abdullah memanggil kita: “wahai pemuda, tidak ada lagi waktu bagi kita untuk istirahat. Tugas dakwah kita terlalu banyak. Jika engkau ingin istirahat, nanti saat engkau langkahkan kakimu menuju surga”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar