Kamis, 15 April 2010

Masa..

Gelap dan terangnya langit cukuplah menjadi syarat yang diberikan sang waktu, mengingatkan kita bergantinya siang dan malam. Tapi ternyata kita lebih banyak lupa hingga perjalanan hari seperti tak terasa. Hingga hari-hari hanya bagai kertas-kertas berhamburan.
Usia yang tak pernah diketahui pangkalnya menuntut kita untuk mengisinya dengan kebaikan. Sebab, kalau ingin melihat wujud diri, berkacalah pada hari ini. Dengan melihat hari ini, engkau kan tahu siapa dirimu. Tak perlu menengok masa lalu, dont look back! Sebab ia telah berlalu. Dan tidak pula melihat ke masa depan, sebab belum tentu kita memilikinya. Masa lalu biarlah kelam, cukuplah jadi pelajaran. Masa depan akan menggambarkan apa yang kita lakukan untuknya pada saat ini.
Kematian adalah kepastian yang tak mungkin dihindari. Tak mampu dielakkan kehadirannya. Lalu sudahkah kita bersiap diri menghadapinya?
Kita tak ingin menjadi manusia yang sekedar menjadi bagian arus perjalanan waktu yang terus mengalir tanpa bisa dihentikan. Lalu ketika habis masanya di kehidupan, ia segera dihempaskan ke dalam tong sampah keterlupaan.
Karena kita adalah manusia besar, yang lapang jiwa dalam dadanya. Yang tak pernah mati walau telah berkalang tanah!
Mengapa bisa?
Sebab nama kita telah ditorehkan di setiap hati dalam perjalanan hidup!

Abu al-Wafa' al-Hambali: "Sungguh tak patut bagiku menyia-nyiakan waktuku walaupun sesaat saja. Sekalipun lidahku tak mampu lagi untuk menelaah dan berdebat, mataku tak kuat lagi untuk membaca. Maka akan aku upayakan dengan mengerahkan segala pikiran untuk berbuat sesuatu dalam mengisi waktu kosongku. Meskipun aku telah terlempar. Akupun takkan berggerak dan berbuat sesuatu kcuali apa yang terbetik dalam hati ini untuk menulis dalam lembaran yang berharga."
Subhanallah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar