Berbutir-butir air mata telah jenuh mengalir
Memang telah manis awal mulanya
Tapi mengapa harus putus tali tawanya?
Jikalau tak harus banyak waktu yang harus aku tunggu
aku lebih memilih untuk tak pernah ada
ia, pahamkah dengan apa yang terasa
dengan jaring yang semakin merapat
saat aku mulai dibangunkan?
Jadi, mungkin bagi diriku untuk mundur bukan?
Tak perlu ada pertanyaan
Pun protes dari segala arah
Karena yang mampu mengerti hanya segelintir orang
Maka tolong izinkan aku
Untuk lepas dari mimpi
Mimpi yang tak pernah ada pembenarannya.
"N'd j"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar