Jejak langkah mereka membuat jiwa bergetar
Menghentakkan dinding-dinding sanubari
Menyadarkan jiwa yang terseret dalam keangkuhan
Mencacah cemas menjadi cinta
Cinta yang tak pernah beri peluang pada rasa takut
Merentas ketakutan menjadi rindu
Rindu yang tak sempat ciptakan kegundahan
Mencerahkan nurani yang telah gelap dan buram
Mangetuk hati dengan ketulusan
Mendera batin yang telah lama berkawan sepi
Meski semuanya tetap saja mampu buahkan sesal di relung hati mereka
Sungguh perjalanan hidup mereka amatlah sukar
Melawan hawa nafsu yang senantiasa berkobar
Menghalau bayang-bayang fatamorgana
Menebas kebiadaban
Menajamkan jiwa yang telah tumpul akan kematian di jalan allah
Menerbitkan gelombang semangat yang terus berkejaran
Dalam batin bergejolak teguh
Hingga tak lagi hiraukan frekuensi kebencian yang terus tumbuh dalam benak musuh
Yang gerah
Yang keruh
Yang runtuh
Tak sempat berbenah
Karena jalan cinta semakin indah
Menemani setiap langkah
Onak dan duri takkan menjadi alasan untuk mengeluh
Disana selalu ada aliran darah
Walau laut harus dibelah
Tak ada kata menyerah
Dan tak ada rasa jenuh
Wahai jiwa-jiwa yang terlena dengan perangkap dunia
Pantaskah kita berdiam diri dan menekuk lutut
Membiarkan raga terjebak dalam angan semu
Dengan izin-nya kemenangan akan mampu kita sangga
Saatnya bangkit merebut kajayaan yang terhempas
Dipundakmu terpanggul asa yang tak pernah redup
Tekad itu tidak hanya dalam genggaman jari
Tapi telah membeku mati dalam qalbu
written by :
Yasmin Fathiyah ‘n’ Syifa Amatullah
Sastrawataani kacang-kacangan
19, Februari ‘09
Ghurfah Muthmainnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar