aku dan hari ini berkawan lagi dengan air mata
kapan air mata ini habis??
bila ia terus terurai, jatuh dan pecah??
ini, itu semuanya begitu mudah untuk menariknya keluar
kenapa selalu saja ada?
mengapa semuanya menjadi perih??
banyak yang melihat dan iba
tapi kumohon jangan datang untuk beri suka
karena akan tambahkan alirannya
biarkan ia mengalir hingga kesana
biarkan ia menggenag hingga tumpah
hingga menjauh sang lara
hingga terlepas sang tawa
tapi siapa yang akan redakan kalu bukan aku??
apa dunia tak lagi senang bila gembira terlukis??
atau aku yang masih suka mngedepankan rasa??
kumohon beri aku jawabnya!!
selalu kunanti!!
Kamis, 28 Mei 2009
Minggu, 24 Mei 2009
Yang Makassar...
Menyusuri jalan-jalan yang lusuh berbedak tebu tebal. Makassar telah tumbuh menjadi kota yang agak sedikit norak tapi kemudian terlalu percaya diri. Siapa yang kemudian bangga dengan macet ini?. Siapa yang kemudian yang akan terkesan dengan kotornya kota ini?. Siapa yang mau tersenyum dengan sampah-sampah yang melukis muram di wajah Makassar?. Gejala keindahan hanya sedikit menyerang manusia. Ia memadat dalam benak, sebagian besarnya bahkan tak hirau lagi. Makassar berbenah meniti likungan hari.
Harapan untuk menjadi lebih baik memang butuh peluh yang bercucuran, butuh kerja keras dan tentu saja ”cinta”. Tapi? Mengapa keamanan tidak lagi dirasakan sebagian orang?. Apakah Makassar yang telah mencipta daya itu?. Aku pernah melirik sejenak ke jalan nusantara, naudzubillah... aku yahu bukan hal seperti itu yang banyak diharapkan banyajk orang. Ada klub-klub dan wanita-wanita malam yang menjadikan kemaksiatan sebagi pekerjaannya. Suram pandanganku dari sudut itu. Disinilah mereka yang gersang separuh jiwanya (atau bahkan semuanya) mancari bahan untuk sedikit tersenyum. Untuk sedikit kepuasan dan menghabiskan banyak waktu. Lelah, disitulah sebagian jiwa sedang merasa. Hampa, namun tak banyak yang bergerak untuk mengisinya. Uh...
Di sudut sana mata akan saksikan mereka yang tak punya atap, dinding dan selimut, yang habiskan lelap di bawah emperan toko... yang terkadang tak terisi perutnya berselang hari...
Yang Makassar...
Yang beri banyak harapan...
Yang....
Yang...
Harapan untuk menjadi lebih baik memang butuh peluh yang bercucuran, butuh kerja keras dan tentu saja ”cinta”. Tapi? Mengapa keamanan tidak lagi dirasakan sebagian orang?. Apakah Makassar yang telah mencipta daya itu?. Aku pernah melirik sejenak ke jalan nusantara, naudzubillah... aku yahu bukan hal seperti itu yang banyak diharapkan banyajk orang. Ada klub-klub dan wanita-wanita malam yang menjadikan kemaksiatan sebagi pekerjaannya. Suram pandanganku dari sudut itu. Disinilah mereka yang gersang separuh jiwanya (atau bahkan semuanya) mancari bahan untuk sedikit tersenyum. Untuk sedikit kepuasan dan menghabiskan banyak waktu. Lelah, disitulah sebagian jiwa sedang merasa. Hampa, namun tak banyak yang bergerak untuk mengisinya. Uh...
Di sudut sana mata akan saksikan mereka yang tak punya atap, dinding dan selimut, yang habiskan lelap di bawah emperan toko... yang terkadang tak terisi perutnya berselang hari...
Yang Makassar...
Yang beri banyak harapan...
Yang....
Yang...
Our friedship
Kumelukis tawa di dinding langit
Karena aku mungkin akan rapuh
Bial kalian melangkah menjauh dariku
Awan putih mengandung tanya
Liku-liku kehidupan akankah selalu ada?
Bumi retak,
Langit meronta,
Angin bertiup keras
Kita hanya nafas yang bisa keluar masuk
Semua bahkan remehkan kita
Tanpa angan–angan mereka melepas hati
Berteriak dengan tawa
Putusnya nafas adalah hilangnya bara pada nafas
Hilangnya cahaya pada matahari
Musnahnya pijaran sang bintang
kita takkan begitu
Karena kita telah kuat
Jalani waktu dengan cinta..
01;12
22,23 juni
Mutiara mataku...
Aku masih tak mengerti dengan mutiara-mutiara dibalik retinaku Ada kala jatuhkan untaiannya tanpa jeda Ada kala satru-satu butirannya dipangkuanku Ada kala ia menggunung di sudut tapi tak jua melayang Bukan! Bukan aku yang permainkan jatuhnya Tapi rasaku yang melebur dalam haitku Terus mendorong onggokan mutiara itu untuk keluar Tapi kuingin ia dalam genangan karena_-Nya Sampai deru panas dalam nafas Samapi alirannya buatku terseguk Samapi kutenggelam dalam lautan cinta-Nya Samapi zikir mengantarkanku dalam lelap Sampai aku terlarut Dalm selimut istighfar 11 mei 07:37
Cerita kematian
Cukup!
Aku tak ingin dengar lagi cerita kematian
Tentang perihnya arti pergi untuk selamanya
Tinggalkan hidup dan tidak untuk kembali
Tentang sesal pada sikap
Yang terlambat untuk buat yang terbaik
Tentang arti kehilangan setelah ”ada”
Moga buat cucuran air mata tak terlalu panjang
Moga tak jadikan hati semakin suram
Karena disana...
Dicerita kematian
Kita belajar arti hidup
Belajar untuk lakukan yang terbaik
23 mei
Zhuhur
Aku tak ingin dengar lagi cerita kematian
Tentang perihnya arti pergi untuk selamanya
Tinggalkan hidup dan tidak untuk kembali
Tentang sesal pada sikap
Yang terlambat untuk buat yang terbaik
Tentang arti kehilangan setelah ”ada”
Moga buat cucuran air mata tak terlalu panjang
Moga tak jadikan hati semakin suram
Karena disana...
Dicerita kematian
Kita belajar arti hidup
Belajar untuk lakukan yang terbaik
23 mei
Zhuhur
perih..
Hatiku terjepit, berkelit-kelit, sakit, menyayat kulit.
Hadapi dunia yang semakin pelit.
Hingga menjerit-jerit.
Manusia tak akan semuanya menjadi sengit
Walau masalah tidaklah sekelumit.
Walau sampai mengebit.
Karena dunia akan ssemakin genit, bila engkau tak bangkit.
Semangit! Eh, semangat!!!
Dariku, yang lagi kecanduan kata!
23 mei
11:20
bagaimana aku harus bercerita?
Bagaimana aku harus bercerita tentang perjalanan hidup yang begitu menyenangkan ini?. Aku menggunungkan kata-kata karena terasa sulit untuk marangkainya menjadi cerita yang begitu indah. Ah... bodoh amat diriku ini. Aku tak ingin membuatnya meledak hingga hancur berkeping-keping. Aku tahu banyak hal tentangnya, telah aku tuliskan sebagian dalam lembar-lembaran kertas diary yang aku tak ingin seorang pun membacanya. Aku tahu ini kekuatan cinta yang Allah pancarkan pada diri ini.. hanya saja aku terlalu bodoh untuk menghargai pancaran cinta itu. Aku kadang memenjarakan diri dari huruf-huruf yang menghimpit dan mengepungku. A...b...c...z... ah, mereka semakin membesar, mendekat dan menerkamku. Ingin kutangkap dan kudekap erat-erat hingga tak mampu untuk bergerak lagi. Kuletakkan di ujuang pena dan kugoreskan di atas kertas putih. Dengannya aku belajar menuangkan majas dan metafora ke dalam gelas kertas. Meski tak semua mampu merasakan indah yang telah ada.
4 maret
Qablal’ashri.
HASAN AL-BANNA said:
”Di dunia ini, dari banyaknya jumlah manusia, hanya sedikit saja dari mereka yang sadar.
Dan dari sedikit yang sadar, hanya sedikit saja yang berislam.
Dari mereka yang berislam, jauh lebih sedikit lagi yang berdakwah. Dari mereka yang berdakwah jauh lebih sedikit lagi yang berjuang.
Dari sedikit yang berjuang jauh lebih sedikit lagi yang bersabar.
Dan dari sedikit yang bersabar, hanya sedikit dari mereka yang sampai ke akhir perjalanan...”
Dan kita?
Dimana kita berada???
Dan dari sedikit yang sadar, hanya sedikit saja yang berislam.
Dari mereka yang berislam, jauh lebih sedikit lagi yang berdakwah. Dari mereka yang berdakwah jauh lebih sedikit lagi yang berjuang.
Dari sedikit yang berjuang jauh lebih sedikit lagi yang bersabar.
Dan dari sedikit yang bersabar, hanya sedikit dari mereka yang sampai ke akhir perjalanan...”
Dan kita?
Dimana kita berada???
Sabtu, 23 Mei 2009
I'm Sumayyah!!!
Waktu menghentakkan jiwaku akan sebuah kesadaran, bahwa kau bukan lagi seorang bocah yang lebih senang uang monyet daripada uang pedang.
Aku merasa seperti burung lepas dari sangkar. Tapi seperti layaknya itu pula aku menatap diriku seperti pucuk muda diantara dedaunan, tumbuh dan merasa asing. Menjadi burubg yang terbang ditempat sambil mencari pendaratan yang baik. Aku merasa sepi sendiri… banyak hal baru mencoba merasuki dan mengaduk-aduk perasaanku. Disisi hati yang lain, aku seperti ingin menghindar, begitu banyak hal yang membuat hati menjerit pilu. Aku tak tahan melihat ketidak adilan itu… kezholiman yang semakin menyiksa… kesimpang siuran, kejahatan, criminal, korupsi, kolusi, polusi… kemiskinan… semuanya seperti mencuri kepingan hati nuranni satu per satu. Agar nantimya tak ada lagi hati nurani itu… bisikannya hanya tinggal suara-suara angin yang terdengar tapi tak jelas dan tak dihiraukan. Aku menjadi mata yang pesimis menatap kehidupan. Aku menjadi luka yang tak lagi percaya akan datangnya kesembuhan. Aku menjadi usia yang menghitung waktu menunggu kematian menjemput.
Ah… akhirnya…
Aku tergerak oleh sebuah panggilan yang berteriak lantang, panggilan yang menautkan hati, memperkokoh persaudaraan, memperjuangkan keadilan serta mewujudkan kesejahteraan. Panggilan yang mengajak untuk bergerak dan berbuat, mengekspresikan cinta dengan melayani untuk berbuat yang terbaik. Menjadi insanyang bermanfaat untuk orang lain, tapi tak pernah lepas akan tali yang kita gantungan kepada-Nya. Menjalani kehidupan dengan mencontohi sebuah pribadi mulia, yang hikayatnya masih terus ramai dibicarakan orang lain, Muhammad SAW. Ajakn yang mendorong mereka yang terganggu jiwanya, terusik hatinya, dan terpasung pikirannya oleh kelezatan dunia yang semu, oleh keburukan wajah dunia, dan pesimisme yang membunuh.
Oh, kawan jangan berpikir akusedang bermain kata, aku hanya ingin menceritakan awal sebuah episode hidup yang masih kujalani, hingga aku mampu membaginya padamu..
Sebuah tawaran yang mengajakku mencari ilmu untuk dimiliki, diaplikasikan, dan dibagi. Yah keinginan untuk menjadi pribadi yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Kini kau merasa dalam sebuah barisan perjuangan, meski aku merasa belum berbuat apa-apa. Tapi aku kan terus berbuat sesuatu, sekecil apapun. Karena aku ingin menjadi Sumayyah, sang mujahidatul’ula_.
Sebuah perpisahan
Untuk sebuah perpisahan
Tiba saatnya kita berkelana dalam pilihan
Iplihan yang mendera kita untuk katakan “Ya!”
“Ya” untuk sebuah perpisahan
Meski jawaban ini berasal dari titik tidak suka
Karena kita memiliki pilihan ini
Hingga kita tak terseret arus,
Terbawa gelombang
Dan mampu melawan hingga tak terhempas batu karang
Kita adalah kita yang selalu siap hadapi apapun
Walau itu koyak dan pedih…
Karena kita punya cita yang merambat,
Harapan yang berkecambah,
Serata asa yang berakar dan merengkuh kuat
Perpisahan bukanlah sebuah akhir
Tapi menjadi awal kitsa tuk jalani jalan ini
April!
Tiba saatnya kita berkelana dalam pilihan
Iplihan yang mendera kita untuk katakan “Ya!”
“Ya” untuk sebuah perpisahan
Meski jawaban ini berasal dari titik tidak suka
Karena kita memiliki pilihan ini
Hingga kita tak terseret arus,
Terbawa gelombang
Dan mampu melawan hingga tak terhempas batu karang
Kita adalah kita yang selalu siap hadapi apapun
Walau itu koyak dan pedih…
Karena kita punya cita yang merambat,
Harapan yang berkecambah,
Serata asa yang berakar dan merengkuh kuat
Perpisahan bukanlah sebuah akhir
Tapi menjadi awal kitsa tuk jalani jalan ini
April!
Soul Prison
Aku membangun penjara itu bagi diriku sendiri
Dari dorongan nafsu duniaku, dari bujuk rayu setan
Dan, aku menguncinya setelah aku masuk
Kunci itu kemudian terlempar sedikit lebih jauh dari jangkauan tanganku
Oh, kini aku sedang berusaha menggapainya
Menggapai kunci kebebasan dengan sekuat tenagaku
Meski ia dekat, tapi gapaianku tak pernah sampai padanya
Ya Allah… aku ingin segera bebas
Aku tak pernah menyadari itu dengan kebodohanku..
Aku ingin lepas
Ia terus mengangguku seperti nyamuk yang setia berdendang ditelinga saat aku dalam lelap
Bodoh… boleh kau berpikir begitu
Siapa yang ingin memenjarakan dirinya sendiri???
Siang bolong di 13 april
Dari dorongan nafsu duniaku, dari bujuk rayu setan
Dan, aku menguncinya setelah aku masuk
Kunci itu kemudian terlempar sedikit lebih jauh dari jangkauan tanganku
Oh, kini aku sedang berusaha menggapainya
Menggapai kunci kebebasan dengan sekuat tenagaku
Meski ia dekat, tapi gapaianku tak pernah sampai padanya
Ya Allah… aku ingin segera bebas
Aku tak pernah menyadari itu dengan kebodohanku..
Aku ingin lepas
Ia terus mengangguku seperti nyamuk yang setia berdendang ditelinga saat aku dalam lelap
Bodoh… boleh kau berpikir begitu
Siapa yang ingin memenjarakan dirinya sendiri???
Siang bolong di 13 april
engkau pergi?
Engkau benar-benar telah pergi?
Aku tak pernah pikir nyata, apa yang pernah kau ucapkan
Bagiku itu hanya syair belaka
Untunk buat dunia ucap pengakuan bahwa kau ada
Aku menunggu hingga tenggelam matahari
Hingga kemerahan terlahap habis oleh pekat malam
Hingga bintang menertawakanku sendirian
Bilakah kau benar-benar telah menjauh?
Katakana dengan jujurmu
Sungguh tak pernah aku berniat lukai rasamu
Hanya bila telah nyata aku telah goreskan perih
Maakan aku
Mataku, tkkan pernah puas jatuhkan mutiaranya
Takkan kering walau alirannya deras
Akan aku lawan sesal yang siksa batinku
Karena guna tak lagi disana
Bila memang pergimu wujudkan ketenangan
Pergilsh…
Disini aku akan belajar terima kekalahan
22 mei
Kamis, 21 Mei 2009
Di pertambahan umurku...
Di bertambahnya umurku
Aku menghitung diriku dalam bilangan hari yang telah berlalu
20 tahun masa itu telah aku jalani
Sejak awal kau datang dan menerima amanah
Hingg saat ini, aku telah dewasa di mata bebrapa orang lain
Walau seribu Tanya masih menyerbu
Menuntut jawab dalam diriku
Apakah aku benar-benar telah dewasa?
terima kasih tuk yang telah bingkiskan kado terindah buatku:
#om nabil
#naji'ah
#fathiyah
#mardhiyah
#irma
#tina musfirah
#tari
#fiqa
#muh.taslim
#wahyuddin
#uhk.dira
#bu' ros
#erick
#iffah
#muhibbah asy-syihab
#fadhilah
#mus
#a.sadi
#q-bal
#juned
#idhA
#irfan
#zetta
#d' yank
#naya
#a.ichal
#khalilah
#zulfz
#hasmiati
#wafa'
#dhifa
#uleng
#083
#pg.adi
#naji'ah
#fathiyah
#mardhiyah
#irma
#tina musfirah
#tari
#fiqa
#muh.taslim
#wahyuddin
#uhk.dira
#bu' ros
#erick
#iffah
#muhibbah asy-syihab
#fadhilah
#mus
#a.sadi
#q-bal
#juned
#idhA
#irfan
#iqbal mawar
#agustam
#irma batu's
#q'dely
#q'ucha
#q'neny
#taty tator
doa kalian adalah doa terindah
barakallah lakum..
Minggu, 17 Mei 2009
Pesanku Pada Rinai Hujan
Ingin kusampaikan asaku pada rinai hujan yang berjatuhan. Biar ia klatakan pada bumi bahwa aku banyak bermimpi. Bahwa aku disini sedang ingin menggapai. Bukankjah alirannya akan serapi setiap celah tanah kering?
Rinai hujan, padamu inginku bersenandung, menyanyikan lagu kehidupan yang sebentar lagi 20 tahun akan berumur. Moga tak pernah jenuh, moga masih tersenyum. Meski kilat dan petir menghentakkan jiwa yang terlarut dalam bahagia. Sudahlah, aku masih ingin bernyanyi…
Jejak-jejak kelam yang terlewati, semoga tak lagi aku bisa disusuri, mengingatnya semoga hanya menjadi renungan agar aku tak lagi melaluinya. Berkaca pada mereka yang telah lalui jalan pasti, jalan cinta. Karena jalan itu, perih menemani mereka, derita mengiringi, dan duka mendampingi, tapi mereka telah temukan hakikatnya. Buah telah dipetik dan dinikmati. Pesan mungkin banyak mereka ceritakan. Disitulah, aku memandang, kelak akan capai mimpi.
Tapi hatiku kadang tak tentu, masih tersisa sesal dan noda masih banyak. Keruh, begitulah ibaratnya. Peluh masih aku seka dan noda masih banyak. Tak mampu merasai dan sering tumpah air matanya.
Mungkin aku akan berteman sesal tuk selamanya...tapi aku tak ingin lemah..
kesal telah menjadi rasaku sekarang. Kesal pada diri yang hanya terus begini. Aku tak merasakan perubahan berarti. Hujan mulai mereda. Oh, tunggu.. nyanyianku belum selesai. Jiwaku tak lagi merasakan hangatnya istigfar dan aku tak ingin istigfar saja. Aku ingin terpekur dalam sajadah yang telah basah oleh rinai air mataku seperti tanah oleh air hujan.
Ya.. Allah.. bangkitkan aku lagi.
Biarkan hujan semakin panjang.
bersama deru angin yang berhembus, di rinai hujan... aku berdendang agar derasnya basahi kering jiwaku...
16:31
18 mei
The first work in AMLC
AMLC (Azhar moslem learning center) kemarin 16 mei 2009, ngadain outbond with anak-anak TK Al-Bina di Benteng Somba Opu, tepatnya sih, di rumah adat Mamunyu kannayya. uh, seru abis tuh anak-anak bermain. jadi iri, waktu kecil ga' pernah maen kaya' gituan? kasiaaan!!!
ini job pertamanya AMLC. So, meski deg-degan tapi alhamdulillah, lancar juga!. takutnya sih, ada protes dari ortu murid, soalnya instrukrur yang datang banyak juga.
alhamdulillah... akhirnya bisa selesai dengan bae...
moga lebih banyak pengalaman untuk kegiatan selanjutnya, and dapat banyak job
amiiin...
You are a achiever not a looser!
Ia bergerak dalam tuntunan jiwanya
Penuh asa untuk raih suka
Terus melangkah kesana
Walau hujan tak jua reda
Langit itu menghitam dan pekat
Tapi ia masih menyusuri jalan gelap
Perjalanan tak pernah serasa dekat
Dan udara masih pengap
Kini ia berpikir untuk mundur sejenak
Mengambil nafas yang menderu panas
Bagiku tak harus kau tunggu redanya kelak
Karena engkau akan sampai, saat ia reda dari deras
Teruslah melangkah, kataku
Ini bukan arena kematian
Tak mungkin bisa buatmu kelu
Yakin, aku mampu intuk buktikan!!!
Berbuatlah!
12;51
14 mei
“jangan tuntut hasil dari usahamu, tapi lakukanlah usahamu dengan sempurna. Makin kau tuntut, makin kau merana!. Toh, yang mengatur MAHA TAHU!”22 april
me!
Aku kembali terdampar di sebuah alam yang mana aku menyaksikan diriku dalam keadaan kecil jiwanya. Dimana setiap masalah terjawab dengan air mata. Semua keadaan selalu basah dengan air mata. Teguran orang lainselalu menjadi bahan tangisan.
Dalam diam, air mata yang berbicara. Tangis dan air mata selalu begitu.
Percaya atau tidak, but this is the real me,,,
Orang boleh bilang aku cengengm tapi aku sedang belajar… aku sedang berkaca pada orang lain. hanya saja, aku mungkin terlampau senang dengan air mata.
Aku yang kecil jiwanya, sedang mengarungi waktu, menunggu usaha untuk berbuah. Kapan jiwaku tak lagi menggerus rasa untuk menangis?
02;12
13 mei
Dalam diam, air mata yang berbicara. Tangis dan air mata selalu begitu.
Percaya atau tidak, but this is the real me,,,
Orang boleh bilang aku cengengm tapi aku sedang belajar… aku sedang berkaca pada orang lain. hanya saja, aku mungkin terlampau senang dengan air mata.
Aku yang kecil jiwanya, sedang mengarungi waktu, menunggu usaha untuk berbuah. Kapan jiwaku tak lagi menggerus rasa untuk menangis?
02;12
13 mei
Sabtu, 16 Mei 2009
Senin, 11 Mei 2009
Di jalan ini kutemukan Hakikat cinta..
Aku mulai merasakan hakikat hidup saat sebuah peristiwa pernah menimpa. Kutahu Allah bangunkan aku dari lelapnya tidur panjang dengan musibah ini. Aku tersentak, kudapatkan diriku dengan aliran panjang air mata, dengan terengah-engah aku bernafas, merasakan degup jantung yang begitu cepat, dan sekujur tubuh telah basah oleh keringat. Jiwaku yang lemah seakan memungkiri apa yang telah terjadi. Imanku yang rapuh tak mampu terima kenyataan. Sempat terlintas sebuah keinginan untuk mengakhiri semuanya. Dan aku tahu pasti bahwa Allah benci dengan hal itu.
Allah kemudian mempertemukanku denhgan makna cinta dari untaian firman-Nya “la_ yukallifullahu nafsan illa_ wus’aha_”, yiadalah Allah beri cobaan bagi hamba-Nya diluar batas kemampuannya. Terhenyakku dalam diam, meski tangis belum jua reda. Allah telah beri ini, berarti aku mampu tuk jalani-Nya.
Kumulai menata, kuredakan tangis, dan kuatur nafas… perlahan memulai hidup dengan sebuah tujuan, sucikan hati dan mencari cinta-Nya. Berteman sesal yang tak mampu kuhitung. Namun, ego dalam jiwaku sedang kuncup dan sebentar lagi rekahannya akan terlihat. Dalam batinku berperang melawan azzam, tekad yang telah terpatri. Ego tentu saja sering menang dan aku takluk!!!. Perjuanganku tipis. Sekitar sama sekali tak mendukungku. Aku? kutemukan diri kudalam sebuah boneka, kemana alam membawaku, disitu aku berada. Gerak-gerikku seenak egoku berkehendak. Tak kutemukan ketenangan…kujalani hari penuh kepalsuan, wajahku adalah wajahku.. namun tingkahku bukanlah aku. aku bergerak dengan tanpa nurani, mengingkari bisikan hati kecilku
Terpuruk aku lagi.
Tapi Allah?
Ya!. Allah bangkitkan aku lagi... menunjukkan sebuah jalan. Disini aku berjuang, tapi jangan berpikir bahwa jalan ini mulus, ia tetap penuh onak dan duri, dan itulah perjuangan. Bukan perjuangan namanya bila itu mudah untuk ditempuh. Aku berjalan dengan satu tujuan menemukan hakikat cinta. Dan aku telah merasakannya, meski belum sepenuhnya aku miliki, karena ia butuh perjuangan yang lebih berat tertanya. Atas nama ukhuwah, di jalan ini aku temukannya…
07:19
5 mei 09
my dream...
Mimpiku adalah sebuah bayangan
mengiringi derap langkah kemana ia menuju
mimpiku adalah inginku, sejauh mana anganku terbang
hendak kubawa ia hingga ke nirwana
mimpiku mimpi para raja
yang tak ingin dapatkan mata saksikan bathil
tak ingin perdengarkan telinga suara-suara sumbang sang mungkar
kuraih pena dan ingin kuraih mimpi
agar tak lagi menganga tawa mereka
mereka yang telah menghalangi jalan da'wah hingga tak deras
mereka yang telah buat keruh
yang berteman syetan dan timbulkan fitnah
kelak akan kutunjukkan
bahwa kepakan sayap kecilku
mampu buatku membumbung tinggi bersama mimpi, bersama cinta
cinrta Ilahi yanf tak pernah pupus..
03:13
8 mei
Jumat, 08 Mei 2009
Risalah Ananda...
Risalah ananda
Untuk Ibunda yang tak pernah lupa mengiringkan doa di tiap langkah ananda…
Ibunda
Besok atau lusa, ketika fajar menyingsing ananda akan dijemput asa ke medan juang.
Ananda mohon ridho, lepaskan sendu dan antarkan aku dengan senyummu
Keikhlasanmu kan kuatkanku meniti jalan juang…
Bunda…
Telah bunda temukan gunungan cinta di balik tatap matamu…
Kurasakan ombak bergulung-gulung menghantamku di setiap belai lembut tanganmu
Ada aliran harapan saat kau kecup kenungku
Bunda…
Ridhoi ananda dalam jalan ini…
Relakan aku mengenal duri dan kerikil
Biarkan aku menghempaskan peluh
dan menghempaskan angin menari di jilbabku
bunda..
nanda ingin menjadi pejuang
berdiri didepan dalam barisan para mujahidah
merih cinta tertinggi
doa bunda nanda mohonkan
ridho ibunda nanda harapkan
11:02
31 maret
Untukmu..
Untukmu..
Untukmu…
Yang tak rela melihat kemungkaran
Yang tak sudi melihat kezholiman
Yang tak ridho menyaksikan ketidakadilan
Ada janji Allah yang telah menantimu
Untukmu…
Yang menangis saat terserang rindu pada-Nya
Yang bersedih saat sempat melupakan-Nya dalam bilangan waktu
Yang berduka karena jarang mengingat-Nya
Allah selalu siapkan cinta dan kasih-Nya
Untukmu…
Yang berjuang menegakkan agama-Nya
Yang tulus memberi
Yang sabar menghadapi ujian
Suga karunia-Nya menuggu kehadiranmu
Untukmu…
Yang menyesal karena tak mampu berbuat lebih baik
Yang berharap syahid di jalan-Nya
Yang memohon pertemuan dengan-Nya
Sungguh,
Allah tak pernah menyia-nyiakan hamba sepertimu
Yakinlah…
19 februari
Untukmu…
Yang tak rela melihat kemungkaran
Yang tak sudi melihat kezholiman
Yang tak ridho menyaksikan ketidakadilan
Ada janji Allah yang telah menantimu
Untukmu…
Yang menangis saat terserang rindu pada-Nya
Yang bersedih saat sempat melupakan-Nya dalam bilangan waktu
Yang berduka karena jarang mengingat-Nya
Allah selalu siapkan cinta dan kasih-Nya
Untukmu…
Yang berjuang menegakkan agama-Nya
Yang tulus memberi
Yang sabar menghadapi ujian
Suga karunia-Nya menuggu kehadiranmu
Untukmu…
Yang menyesal karena tak mampu berbuat lebih baik
Yang berharap syahid di jalan-Nya
Yang memohon pertemuan dengan-Nya
Sungguh,
Allah tak pernah menyia-nyiakan hamba sepertimu
Yakinlah…
19 februari
Dalam Sujudku..
Kadang rasa cinta medupkan suasana di jiwa
Cinta yang terwujud dari dasr hati
Ketika berbicara di relung jiwa, kan mampu membasahi kemarau hati
Kini sku bahagias ersama berjuta asa
Yang akan selalu kukejar
Sampai muara cinta sejati
Yang selalu kulantunkan
Bahkan dalam sujud panjangku…
21 maret 07
Cinta yang terwujud dari dasr hati
Ketika berbicara di relung jiwa, kan mampu membasahi kemarau hati
Kini sku bahagias ersama berjuta asa
Yang akan selalu kukejar
Sampai muara cinta sejati
Yang selalu kulantunkan
Bahkan dalam sujud panjangku…
21 maret 07
Tentang Seorang Gadis Bernama "Melly" yang Telah Pergi...
Aku harus kehilanganmu dinda… saat umurmu belum juga dewasa, saat jiwamu masih mencari jati diri, saat nalurimu masih terbang mencari cinta.. saat sayap-sayapmu belum juga utuh, kau… kau telah pergi. Pergi meninggalkan sesal dalam jiwaku. Dan kini, sesak memenuhi rongga dadaku. Aku tak bisa membendung air mataku saat kenyataan itu jelas tergambar dalam dengar, dalam kabar.
Aku masih ingat janji yang kau ucapkan dihadapanku dan Naya, bahwa kau akan berubah dindaku. Dan kau akan lakukan itu bersama kami.. dihadapan kami…
Tapi dinda sekali lagi maafkan kakakmu ini yang belum mampu wujudkan itu.
Damailah kau disana, teriring doa dari kakamu ini, biar bait-bait perjalananmu kujadikan peajaran berharga…
Ya Allah ampuni dosanya..
Amiin…
21 juni 08
Aku masih ingat janji yang kau ucapkan dihadapanku dan Naya, bahwa kau akan berubah dindaku. Dan kau akan lakukan itu bersama kami.. dihadapan kami…
Tapi dinda sekali lagi maafkan kakakmu ini yang belum mampu wujudkan itu.
Damailah kau disana, teriring doa dari kakamu ini, biar bait-bait perjalananmu kujadikan peajaran berharga…
Ya Allah ampuni dosanya..
Amiin…
21 juni 08
Kenapa Harus Menulis?
Saat ini kita hidup di zaman yang mana tidak lagi menuntut terlalu banyak kemampuan otak . bila ingin sukses, kita harus banyak menggunakan otak daripada otot. dengan lebih banyak menggunakan otak seseorang bisa mengendalikan lebih banyak orang daripada menggunakan otot. tidak ada orang yang bodoh karena semua orang adalah cerdas. Bila merasa kurang cerdas itu karena ia belum mengoptimalkan otaknya dengan baik. Bila kita mengetahui bagaiman mengoptimalkan kerja oitak dengan baik maka… subhanallah, kita akan melihat hasil yang luar biasa.
Nah, dari pekerjaan otak ini kita harus bertanya pada diri kita masing-masing, berapa banyak hal yang sudah kita ketahui?. Dari ilmu-ilmu yang telah kita kuasai berapa banyak yang telah kita amalkan?. ternyata masih banyak yang belum kita ketahui, masih banyak keterampilan yang belum kita bisa. Begitu banyak ilmu yang terus berkembang sementara kita masih terpental jauh dibelakang. Masih ada berjuta-juta wawasan yang berlalu begitu saja. Masih begitu banyak kata yang belum terucap oleh lidah kita, ada banyak buah pkiran yang menetap di otak dan belum tersalurkan. rancangan karya yang tersusun belum mampu kita wujudkan.
Saatnya bagi kita untuk mulai bangkit menatap masa depan.. setisap hari, tanpa kita sadari inspirasi-inspirasi tercipta dan dikelola dengan baik oleh otak kita. Padahal sungguh, dengan pikiran-pikiran kecil seperti itu butuh disingkirkan agar kelak tak menumpuk di otak kita. Tuliskan!. Ya, tuliskan!, kenapa tak kita coba kita rangkai kata demi kata, kalimat demi kalimat?. Buku-buku besar, kitab-kitab tebalpun isinya Cuma rangkaian kata bukan?. Apa yang kita tulis akan mencerminkan apa dan bagaimana kita. Maka dari itu, kita harus berusaha agar tulisan kita bermanfaat bagi orang lain. ada banyak peristiwa yang terjadi di sekeliling kita, namun belum tersentuh oleh lirik-lirik kita. Misalnya, ada jutaan muslimin miskin adalah tetangga kita, mereka dekat dengan kita, kita mungkin sering memikirkannya. Nah, dengan menuliskan beberapa hal tentang merakakita bisa berbagi cerita dengan yang lainnya, ketika mereka membacanya. Dan tentunya apa yang kita tulis ada nilai da’wah didalamnya. Dan itulah yang menjadi tujuan utama kita.
Kita tunggu apalagi?. Tumpahkan segala inspirasi dari otakmu pada bait-bait kata, agar mereka bisa tahu bahwa kita bisa dan kita ada. Kita mulai tujuan hidup kita sebagai khalifah yang saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesebaran. melalui pena perjuangan da’wah…
Allahu akbar!!!
23:38
20 juni 08
Kebenaran itu..
Saatnya bagi kebenaran menampakkan pijarnya
Kubangan Lumpur telah menepi
Ia mulai terlihat dan menyilaukan mata
Tapi akan tetap tersisa noda walau begitu
Harapan tidak lagi sekedar penghuni benak
Pandangan mata pun mulai meraba
Yah, kebenaran yang ditegakkan oleh petarung kematian
Yang dialiri kucuran darah orang-orang yang tak tertawan godaan
Yang dibingkai oleh peluh dan air mata kebahagiaan
Mereka yang didalam dadanya bergemuruh kehendak
Keinginan untuk menarik kebenaran ke ujung mata
Dan tapi tidak untuk mereka cium
Karena nyawa tak lagi di tenggorokan
Warisan kebenaran!!!
Mungkinkah kita adalah pewarisnya??
6 maret 09
Kubangan Lumpur telah menepi
Ia mulai terlihat dan menyilaukan mata
Tapi akan tetap tersisa noda walau begitu
Harapan tidak lagi sekedar penghuni benak
Pandangan mata pun mulai meraba
Yah, kebenaran yang ditegakkan oleh petarung kematian
Yang dialiri kucuran darah orang-orang yang tak tertawan godaan
Yang dibingkai oleh peluh dan air mata kebahagiaan
Mereka yang didalam dadanya bergemuruh kehendak
Keinginan untuk menarik kebenaran ke ujung mata
Dan tapi tidak untuk mereka cium
Karena nyawa tak lagi di tenggorokan
Warisan kebenaran!!!
Mungkinkah kita adalah pewarisnya??
6 maret 09
The First Day in Al-Azhar
LANGKAH AWAL PERJUANGANKU
Dengan hati yang masih dipenuhi rasa cemas, gelisah, takut, dan ragu-ragu, aku dan ibu berangkat ke Makassar. Meninggalkan Ayah, adik, keluarga tercinta, dan tanah kelahiranku, WatanSoppeng, kutahu dalam batin mereka ada rasa sedih dan harapan yang bercampur jadi satu. Sebuah kesedihan Karena kepergianku dan berjuta harapan agar kelak aku bisa kembali membawa kesuksesan. Sepertinya Ibu menangkap semua gundah yang tergambar di wajahkudan berusaha menghibur. Meski, hal itu tidak bisa banyak membantu. Aku hanya bisa memandang penuh galau panorama hutan sepanjang jalan, mengadukan dukaku pada pohon-pohon yang seakan berlarian saling berkejaran, dan mobilpun masih terus bergerak. Terpikirkan olehku akan amanah yang dibebankan diatas pundakku, “Engkaulah harapan masa depan!” kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga. Keraguan seperti virus yang yang mulai menggerogoti jiwaku, merengkuh kuat hingga melemahkan semangat yang mulai tumbuh. Aku seperti tidak yakin dengan kemampuanku.
Tiba-tiba aku tersentak, “Allahu akbar.!!!!”, Tuhanku Yang Maha Besar, dimana Engkau dihatiku?. Mengapa Hamba terlupa akan diri-Mu?. Terlupa akan Kasih sayang dan Kekuatan-Mu?. Bukankah telah Engkau janjikan bahwa tidaklah Engkau bebankan sesuatu pada Hamba-Mu diluar batas kemampuannya?. Ya.. Allah kuatkan Hamba dengan keyakinan itu. Ya..Rabbi, amanah itu terlalu berat, tapi betapapun peratnya, Engkau telah memilihku, memilih Hamba-Mu yang dho’if ini.
Dihadapanku kini berdiri bangunan hijau, cukup sederhana. Memandangnya membuatku sedikit agak tenang. Tak tahu kenapa. Semua angan-angan masih terbang di benak. Di asrama aku menangis..berharap pada Allah agar Ia menguatkanku disini, memberikan ridho-Nya agar aku terus bertahan hingga di titik akhir aku harus pergi dan kembali ke kampung halaman.
Bangunan itu tidak terlalu besar dan itu pula yang memebuat kegundahanku meredup. Dsini semua orang yang kutemui tak ada yang tak menyapa ramah dan hal itu menepis ketakutanku sedikit demi sedikit.
Ya Allah…ini hari pertamaku menginjakkan kaki di Azhar, kan kumulai perjuanganku disini sebelum kembali ke medan yang sebenarnya. Hanya kepada-Mu hamba memohon kekuatan…Amin..
Written By:
“Andi Coly Poji As Syifa”
Dengan hati yang masih dipenuhi rasa cemas, gelisah, takut, dan ragu-ragu, aku dan ibu berangkat ke Makassar. Meninggalkan Ayah, adik, keluarga tercinta, dan tanah kelahiranku, WatanSoppeng, kutahu dalam batin mereka ada rasa sedih dan harapan yang bercampur jadi satu. Sebuah kesedihan Karena kepergianku dan berjuta harapan agar kelak aku bisa kembali membawa kesuksesan. Sepertinya Ibu menangkap semua gundah yang tergambar di wajahkudan berusaha menghibur. Meski, hal itu tidak bisa banyak membantu. Aku hanya bisa memandang penuh galau panorama hutan sepanjang jalan, mengadukan dukaku pada pohon-pohon yang seakan berlarian saling berkejaran, dan mobilpun masih terus bergerak. Terpikirkan olehku akan amanah yang dibebankan diatas pundakku, “Engkaulah harapan masa depan!” kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga. Keraguan seperti virus yang yang mulai menggerogoti jiwaku, merengkuh kuat hingga melemahkan semangat yang mulai tumbuh. Aku seperti tidak yakin dengan kemampuanku.
Tiba-tiba aku tersentak, “Allahu akbar.!!!!”, Tuhanku Yang Maha Besar, dimana Engkau dihatiku?. Mengapa Hamba terlupa akan diri-Mu?. Terlupa akan Kasih sayang dan Kekuatan-Mu?. Bukankah telah Engkau janjikan bahwa tidaklah Engkau bebankan sesuatu pada Hamba-Mu diluar batas kemampuannya?. Ya.. Allah kuatkan Hamba dengan keyakinan itu. Ya..Rabbi, amanah itu terlalu berat, tapi betapapun peratnya, Engkau telah memilihku, memilih Hamba-Mu yang dho’if ini.
Dihadapanku kini berdiri bangunan hijau, cukup sederhana. Memandangnya membuatku sedikit agak tenang. Tak tahu kenapa. Semua angan-angan masih terbang di benak. Di asrama aku menangis..berharap pada Allah agar Ia menguatkanku disini, memberikan ridho-Nya agar aku terus bertahan hingga di titik akhir aku harus pergi dan kembali ke kampung halaman.
Bangunan itu tidak terlalu besar dan itu pula yang memebuat kegundahanku meredup. Dsini semua orang yang kutemui tak ada yang tak menyapa ramah dan hal itu menepis ketakutanku sedikit demi sedikit.
Ya Allah…ini hari pertamaku menginjakkan kaki di Azhar, kan kumulai perjuanganku disini sebelum kembali ke medan yang sebenarnya. Hanya kepada-Mu hamba memohon kekuatan…Amin..
Written By:
“Andi Coly Poji As Syifa”
Selasa, 05 Mei 2009
KISAHKU
kuceritakan pada orang-orang
tentang kisahku yang mengembara mencari Tuhan
dan kutanyakan pada mereka
bagaimana lagi aku bisa menemukan-Nya?
kucari dari sudut ke sudut
dari hamparan samudera
ke perpustakaan jiwa
namun, kutemukan dalam palungnya hati
dikeheningan malam saat kening bersinar diatas sajadah
saat air mata penyesalanku mengalir tak terbendung
betapa sulit bagiku tuk mengejar cinta-Mu
8 desember
tentang kisahku yang mengembara mencari Tuhan
dan kutanyakan pada mereka
bagaimana lagi aku bisa menemukan-Nya?
kucari dari sudut ke sudut
dari hamparan samudera
ke perpustakaan jiwa
namun, kutemukan dalam palungnya hati
dikeheningan malam saat kening bersinar diatas sajadah
saat air mata penyesalanku mengalir tak terbendung
betapa sulit bagiku tuk mengejar cinta-Mu
8 desember
my way
separuh jiwaku masih ada disana
menari di ujung langit bersama lukisan sarang laba-laba
tak ada gunanya sepi di jiwa
disini aku bisa menemukan warna baru
ketika setitik rasaku ingin berlari
aku melangkah menyibak tirai
mencari sesuatu yang kan terbangkanku ke nirwana
bersama mereka yang telah dapatkannya
mungkin tetes air mata jatuh lebih banyak dari gelak tawa..
tapi bagiku itulah jalan yang akan kutempuh dengan cinta...
13:22
22 november
menari di ujung langit bersama lukisan sarang laba-laba
tak ada gunanya sepi di jiwa
disini aku bisa menemukan warna baru
ketika setitik rasaku ingin berlari
aku melangkah menyibak tirai
mencari sesuatu yang kan terbangkanku ke nirwana
bersama mereka yang telah dapatkannya
mungkin tetes air mata jatuh lebih banyak dari gelak tawa..
tapi bagiku itulah jalan yang akan kutempuh dengan cinta...
13:22
22 november
puisiku!
puisiku adalah jeritan batinku
yang mengalir ke urat nalarku
dengan segala rasa aku menarik setiap titik
hingga menjadi sebuah huruf
perlahan huruf demu huruf kususun dari hati
hingga kata-kata ini bisa kutulis
semua terasa melayang di angan-anganku
tak tahu harus bagaimana aku mengungkapkannya
aku menulis ini dengan tak berpikir
aku hanya merangkai kata batinku
meski tanpa kusadari
dari ketidakmampuanku
terciptalah sebuah puisi
yang tak seorang pun akan mengerti
bahkan...
AKU!!
yah, inilah puisiku!
16:58
16 mei
the colour of life
terkadang kita terhanyut dalam alunan nada
namun mengapa aku semakin tak mengerti dengan rindu yang makin menyeruak dicelah-celah hatiku yang gersang?
kita tak mungkin tuk selalu disini, bersama berjuta harapan
dan aku mulai terbangun oleh lelap mimpi
saat kumenatap tubuh kelamku..
aku semakin jauh terbuai oleh balok not yang banyak disenandungkan orang
kerinduanku, rindu awan pada hujan
awan yang tak berair
rasa cintaku, cinta bulan pada sang mentari
rindu dan cinta
aku tidak sedang berada di dunia fatamorgana
akan kudaki tangga cinta-Mu dengan cinta besar di hati kecilku
meski tertatih...
kita tidak meraba waktu!
kita memang tak bisa lagi menambah warna pada pelangi
tapi, kita harus selalu bisa semarakkannya!
31 maret
biarlah...
biarkan dewa-dewi menari di atas awan
biar aku yang melantunkan nyanyian sepi ini
dengan gitar yang tak bermelodi
bersama derai air mata pedihku
aku rela tersakiti
asal bahagia jua nantinya kutemui
engkau terlalu bermimpi
hingga jauh hayalmu ke langit biru
meskipun biarlah jadi hiasan langit
yang tak pernah ke bumi
aku hanya terus meratap
memanjat dinding kebahagiaan berurai air mata
mampukah aku menggapainya?
15:59
30 mei
tuk esok. yang pernah aku suruh pergi..
hm... sebulan masa telah berlalu, mungkinkah kau masih terus berjuang?. masihkah kau dalam arena itu?
kini aku di tepi, meski tak mampu saksikanmu, aku dalam diam penuh harap agar kau tak berlama-lama disana. aku selalu iringkan doa untukmu, untukmu yabng mengejar cinta-Nya dalam hidup. memilih memenuhi keinginanku dan menjalaninya. tapi sekali lagi aku tak harapkan itu, kesanggupanmu adalah sebuah keinginan darimu untuk mengejar ridho-Nya. semoga kau tak pernah mundur, dan aku menunggu hingga kau benar-benar pulih. ini usahamu, perjuanganmu... apa yang kau dapat itu kerja kerasmu.
percayalah.. Allah pasti tak kecewakanmu..
aku tunggu kau kembali dengan kemenangan...
kini aku di tepi, meski tak mampu saksikanmu, aku dalam diam penuh harap agar kau tak berlama-lama disana. aku selalu iringkan doa untukmu, untukmu yabng mengejar cinta-Nya dalam hidup. memilih memenuhi keinginanku dan menjalaninya. tapi sekali lagi aku tak harapkan itu, kesanggupanmu adalah sebuah keinginan darimu untuk mengejar ridho-Nya. semoga kau tak pernah mundur, dan aku menunggu hingga kau benar-benar pulih. ini usahamu, perjuanganmu... apa yang kau dapat itu kerja kerasmu.
percayalah.. Allah pasti tak kecewakanmu..
aku tunggu kau kembali dengan kemenangan...
i'm 20 years old!
bila Ia yang telah menciptakanku beri kesempatan tukku tetap menghirup udara-Nya, tepat 22 mei nanti dunia akan menyaksikan bertambahnya umurku.
genap sudah dua puluh tahun. kepala DUA meen...!!!. gila, macua tongengna'. astagfirullah..
hm...
terus?
terus??, kamu masih bertanya?
aku sudah buat apa di dunia selama 20 tahun ini?
sesal.. kini semua berbuah itu. 20 tahun aku tidur, makan, minum, belajar, berbuat...
that's all
tapi apa hasilnya?. nyatanya aku belum buat apa-apa.
aku tiba-tiba kelu, tak bisa nulis apa-apa ingat semuanya...
hanya pada-Nya, aku keluhhkan
moga Ia tak pernah bosan dengarku berkesah..
weiiks, da yang mau doain aku?
he..he..he..kesi'na nillaungeng alena!
dalam sujud panjangku
kuhempaskan berjuta keluh kesah dan harapan pada rebahan kening diatas tikar berselimut zikir
bila tak terkejar mentari
ingin rasanya kurapatkan sepanjang rembulan
betapa padang rumput cintaku pada-Mu
seperti minat mengukir asma-Mu diatas awan
wajah mwmandang langit dengan doa dihadapannya
kelopak tak terpejam, terus menggsli makna cinta di dasar hati
cinta yang takkan tertelan dunia kehidupan
suara-suara terpenjara di tenggorokan
pupil menghilang berkelana tak sadar
akal tak terkendali
cinta hamba tak pernah mati
kataku habis lukiskan-Mu
tiada tertandingi kekuasaan-Mu
masih banyakkah saat bagiku
menggerakkan ruas-ruas jari menggoreskan pena
tuk selalu agungkan-Mu?
23:35
3 februari
bila tak terkejar mentari
ingin rasanya kurapatkan sepanjang rembulan
betapa padang rumput cintaku pada-Mu
seperti minat mengukir asma-Mu diatas awan
wajah mwmandang langit dengan doa dihadapannya
kelopak tak terpejam, terus menggsli makna cinta di dasar hati
cinta yang takkan tertelan dunia kehidupan
suara-suara terpenjara di tenggorokan
pupil menghilang berkelana tak sadar
akal tak terkendali
cinta hamba tak pernah mati
kataku habis lukiskan-Mu
tiada tertandingi kekuasaan-Mu
masih banyakkah saat bagiku
menggerakkan ruas-ruas jari menggoreskan pena
tuk selalu agungkan-Mu?
23:35
3 februari
kemana ku akan pergi?
kularutkan rasaku di tepi danau
biar hayalku menari-nari di atas awan
agar hilang jua sepi ini dalam batinku
sepasang mata rinai hujan selalu menyaksikanku
meski ia telah terbuang luluh oleh kejamnya penghuni bumi
dunia terus berputar
andai boleh kuingin menjelma jadi merpati
dengan sayap ku akan terbang
karena aku tak ingin fatamorgana
tampakkan air, munculkan harapan... namun tiada
kuterus mendayung perahu rapuhku
di tengah danau kini kuterdiam
tak ada kemudi tentukan arah
dari segala penjuru suara-suara jernih memanggilku
keraguan menjelma dan berbsik di urat nadiku.
akan kemana diri ini?
21:00
25 mei
biar hayalku menari-nari di atas awan
agar hilang jua sepi ini dalam batinku
sepasang mata rinai hujan selalu menyaksikanku
meski ia telah terbuang luluh oleh kejamnya penghuni bumi
dunia terus berputar
andai boleh kuingin menjelma jadi merpati
dengan sayap ku akan terbang
karena aku tak ingin fatamorgana
tampakkan air, munculkan harapan... namun tiada
kuterus mendayung perahu rapuhku
di tengah danau kini kuterdiam
tak ada kemudi tentukan arah
dari segala penjuru suara-suara jernih memanggilku
keraguan menjelma dan berbsik di urat nadiku.
akan kemana diri ini?
21:00
25 mei
kudengar nuraniku!
resah yang terus merayap dalam jiwaku
punmembuatku terus berlari, kemana akua akn menepi?
asa tak lagi mampu obati kegersangnnya,
tapi inginku tak ingin lepaskannya
karena ia adlah nafas yang temaniku dalam hidup
angin kudengar dialog nuraniku
yang dengannya aku terjag
agar kulepas dari keterasingn
keterasingan yang menjajah batinku
walau aku harus berkawan diri, bewrteman sepi
agar pulih segera derita ini
pergidan tak kembali
07;12
5 mei
punmembuatku terus berlari, kemana akua akn menepi?
asa tak lagi mampu obati kegersangnnya,
tapi inginku tak ingin lepaskannya
karena ia adlah nafas yang temaniku dalam hidup
angin kudengar dialog nuraniku
yang dengannya aku terjag
agar kulepas dari keterasingn
keterasingan yang menjajah batinku
walau aku harus berkawan diri, bewrteman sepi
agar pulih segera derita ini
pergidan tak kembali
07;12
5 mei
jera aku...
jera sudah aku mengingkari ini
syetan bergelayut di ujung bibirku
menghimpit jiwaku untuk dustakan hsti
katakan ya untuk sebuah tidak
perih begitu rasanya hati
dalam perang yang selalu aku dan aku yang terkalahkan
mengapa tak jua cukup perisaiku
mengapa tak kunjung reda ego diriku
lelahku belum terjawab
dan resahku semakin menumpuk
kelu lidahku kini
hanya dari goresan ini mampu kubicarakan jiwa
goresannya sekwhwndak apa jiwaku
dan untaiannya seperti apa mulutku berbicara
sesakpula nafasku bergerak
kembang ken\mpisnya lambat
asa serak mengiringi setiap tarikannya
padahal inginku ada tawa tanpa beban
adasenym tanpa tangis
namun apa dayaku?
mulutku telah menimbun dosa dalam batinku
hingga...
menjeritpun aku tak mampu
11:14
4 mei
Sabtu, 02 Mei 2009
hilang
aku menjadi hilang dalam ruang rasaku...
aku merasakan hidup bukan dengan jiwaku...
rasa memaksaku untuk katakan bahwa aku telah berubah menjadi oarang lain
jiwaku terasing dalam raganya sendiri
meminjam jiwa orang lain untuk merasai hidup adalah sebuah ketidak mungkinan
lantas, bagaimana aku bisa merasakannya lagi?
dimana aku harus menemukan kehilangannya?
07:10
2 mei
aku merasakan hidup bukan dengan jiwaku...
rasa memaksaku untuk katakan bahwa aku telah berubah menjadi oarang lain
jiwaku terasing dalam raganya sendiri
meminjam jiwa orang lain untuk merasai hidup adalah sebuah ketidak mungkinan
lantas, bagaimana aku bisa merasakannya lagi?
dimana aku harus menemukan kehilangannya?
07:10
2 mei
Munafik..
aku bersembunyi di balik tirai munafik
dalam gerak, dalam diam
di atas pergolakan jiwa itu sendiri, ketika mencari kebenaran
apa yang mengiringi sebuah sikap, bila itu sebuah kesalahan?
tentu sebuah perenungan dan permohonan ampun
entah bagaimana harus mendengar
ketika yang terucap bukanlah dari hati asalnya
ada ego dan emosi yang mengaduk kebeningannya bermula.
sendu hanya itu yang bisa tergambar
tetesan air mata lagi, begitulah jawaban akhirnya
aku dan entah bagaimana aku..
aku menjadi oarang lain dalam pandanganku...
aku dan orang lain..
entah bagaiman bisa menyatu dalam jiwa
Munafik...
begitulah aku merasai jiwaku..
06:32
2 mei
dalam gerak, dalam diam
di atas pergolakan jiwa itu sendiri, ketika mencari kebenaran
apa yang mengiringi sebuah sikap, bila itu sebuah kesalahan?
tentu sebuah perenungan dan permohonan ampun
entah bagaimana harus mendengar
ketika yang terucap bukanlah dari hati asalnya
ada ego dan emosi yang mengaduk kebeningannya bermula.
sendu hanya itu yang bisa tergambar
tetesan air mata lagi, begitulah jawaban akhirnya
aku dan entah bagaimana aku..
aku menjadi oarang lain dalam pandanganku...
aku dan orang lain..
entah bagaiman bisa menyatu dalam jiwa
Munafik...
begitulah aku merasai jiwaku..
06:32
2 mei
Luruh..
derai... kembali berderai aku dalam hitungan masa ini
luruh dalam aliran rasa yang terus menjerat
memaksaku untuk tetap kuat bertahan
meski pupus tapi tak harus habis
aku masih ada, menunggu masa untuk menjawab gerakku
aku bukan tak menghargai
tapi jenuh menyerangku, merambat hingga ke nadiku
terang sudah betapa rapuhnya aku
kelemahanku menjawab cinta,
cinta yang dipancarkan orang lain
tak perlu dipertanyakan lagi
semua orang telah saksikan itu
aku?masihkah bisa lepas?
masihkah beningnya peka memberiku masa untuk meraihnya?
04:15
2 mei
luruh dalam aliran rasa yang terus menjerat
memaksaku untuk tetap kuat bertahan
meski pupus tapi tak harus habis
aku masih ada, menunggu masa untuk menjawab gerakku
aku bukan tak menghargai
tapi jenuh menyerangku, merambat hingga ke nadiku
terang sudah betapa rapuhnya aku
kelemahanku menjawab cinta,
cinta yang dipancarkan orang lain
tak perlu dipertanyakan lagi
semua orang telah saksikan itu
aku?masihkah bisa lepas?
masihkah beningnya peka memberiku masa untuk meraihnya?
04:15
2 mei
dari sebuah perenungan
ambisi itu datang dan menarikku ke dalam kubangan lumpur hitam penuh duka
mengotoruku hingga buatku semakin terpuruk
menutup telingaku dari beningnya cinta
membisukan bibirku untuk bersuara dalam hakikat
menjadikan luka butuh waktu begitu lama untuk sembuh
pandanganku kini mulai samar
dan hatiku telah pekat
apakah aku harus bersembunyi untuk menuggu waktu pudarnya?
dunia merayuku dan aku telah tergoda
setan menari dan aku telah tertarik...
namum sekitar masih mampu menahanku hinggs aku tak terikut begitu dalam...
masihkah masa memberiku kesempatan untuk kembali?
03:59
2 mei
mengotoruku hingga buatku semakin terpuruk
menutup telingaku dari beningnya cinta
membisukan bibirku untuk bersuara dalam hakikat
menjadikan luka butuh waktu begitu lama untuk sembuh
pandanganku kini mulai samar
dan hatiku telah pekat
apakah aku harus bersembunyi untuk menuggu waktu pudarnya?
dunia merayuku dan aku telah tergoda
setan menari dan aku telah tertarik...
namum sekitar masih mampu menahanku hinggs aku tak terikut begitu dalam...
masihkah masa memberiku kesempatan untuk kembali?
03:59
2 mei
Langganan:
Postingan (Atom)
Tatkala langit meneteskan
tetesan-tetesan air matanya
atas siapakah gerangan
ia turut berduka?
Apakah mungkin saja,
di suatu tempat,
ada seseorang yang sedang menangis
dan meratapi kesedihan?
Mungkinkah, langit begitu tersentuh
dan tanpa disadari,
meneteskan air matanya
turun ke dunia yang fana ini sebagai tetesan air hujan?
JANGAN BERSEDIH SAUDARIKU, LIHATLAH BIAS-BIAS PELANGI PADA JIWAMU YANG TEGAR. TETAPLAH SEMANGAT