Sabtu, 23 Mei 2009

I'm Sumayyah!!!


Waktu menghentakkan jiwaku akan sebuah kesadaran, bahwa kau bukan lagi seorang bocah yang lebih senang uang monyet daripada uang pedang.
Aku merasa seperti burung lepas dari sangkar. Tapi seperti layaknya itu pula aku menatap diriku seperti pucuk muda diantara dedaunan, tumbuh dan merasa asing. Menjadi burubg yang terbang ditempat sambil mencari pendaratan yang baik. Aku merasa sepi sendiri… banyak hal baru mencoba merasuki dan mengaduk-aduk perasaanku. Disisi hati yang lain, aku seperti ingin menghindar, begitu banyak hal yang membuat hati menjerit pilu. Aku tak tahan melihat ketidak adilan itu… kezholiman yang semakin menyiksa… kesimpang siuran, kejahatan, criminal, korupsi, kolusi, polusi… kemiskinan… semuanya seperti mencuri kepingan hati nuranni satu per satu. Agar nantimya tak ada lagi hati nurani itu… bisikannya hanya tinggal suara-suara angin yang terdengar tapi tak jelas dan tak dihiraukan. Aku menjadi mata yang pesimis menatap kehidupan. Aku menjadi luka yang tak lagi percaya akan datangnya kesembuhan. Aku menjadi usia yang menghitung waktu menunggu kematian menjemput.
Ah… akhirnya…
Aku tergerak oleh sebuah panggilan yang berteriak lantang, panggilan yang menautkan hati, memperkokoh persaudaraan, memperjuangkan keadilan serta mewujudkan kesejahteraan. Panggilan yang mengajak untuk bergerak dan berbuat, mengekspresikan cinta dengan melayani untuk berbuat yang terbaik. Menjadi insanyang bermanfaat untuk orang lain, tapi tak pernah lepas akan tali yang kita gantungan kepada-Nya. Menjalani kehidupan dengan mencontohi sebuah pribadi mulia, yang hikayatnya masih terus ramai dibicarakan orang lain, Muhammad SAW. Ajakn yang mendorong mereka yang terganggu jiwanya, terusik hatinya, dan terpasung pikirannya oleh kelezatan dunia yang semu, oleh keburukan wajah dunia, dan pesimisme yang membunuh.
Oh, kawan jangan berpikir akusedang bermain kata, aku hanya ingin menceritakan awal sebuah episode hidup yang masih kujalani, hingga aku mampu membaginya padamu..
Sebuah tawaran yang mengajakku mencari ilmu untuk dimiliki, diaplikasikan, dan dibagi. Yah keinginan untuk menjadi pribadi yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Kini kau merasa dalam sebuah barisan perjuangan, meski aku merasa belum berbuat apa-apa. Tapi aku kan terus berbuat sesuatu, sekecil apapun. Karena aku ingin menjadi Sumayyah, sang mujahidatul’ula_.

1 komentar:

  1. Amin...semoga kau mendapatkannya. kau memang layak disebut SUMAYYAH

    BalasHapus