Saatnya bagi kebenaran menampakkan pijarnya
Kubangan Lumpur telah menepi
Ia mulai terlihat dan menyilaukan mata
Tapi akan tetap tersisa noda walau begitu
Harapan tidak lagi sekedar penghuni benak
Pandangan mata pun mulai meraba
Yah, kebenaran yang ditegakkan oleh petarung kematian
Yang dialiri kucuran darah orang-orang yang tak tertawan godaan
Yang dibingkai oleh peluh dan air mata kebahagiaan
Mereka yang didalam dadanya bergemuruh kehendak
Keinginan untuk menarik kebenaran ke ujung mata
Dan tapi tidak untuk mereka cium
Karena nyawa tak lagi di tenggorokan
Warisan kebenaran!!!
Mungkinkah kita adalah pewarisnya??
6 maret 09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar