Kumelukis tawa di dinding langit
Karena aku mungkin akan rapuh
Bial kalian melangkah menjauh dariku
Awan putih mengandung tanya
Liku-liku kehidupan akankah selalu ada?
Bumi retak,
Langit meronta,
Angin bertiup keras
Kita hanya nafas yang bisa keluar masuk
Semua bahkan remehkan kita
Tanpa angan–angan mereka melepas hati
Berteriak dengan tawa
Putusnya nafas adalah hilangnya bara pada nafas
Hilangnya cahaya pada matahari
Musnahnya pijaran sang bintang
kita takkan begitu
Karena kita telah kuat
Jalani waktu dengan cinta..
01;12
22,23 juni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar