Senin, 10 Mei 2010

Menjelang 21, Umurku!



Entah, waktu seperti memburu nafas, hingga kadang membuat dada sesak. Waktu adalah jawaban setiap tanya, "Jam berapa?". Walau begitu kita tiada pernah tersadar, gelombang kehidupan telah membuat kita melupakannya. Sementara hujan dan panas hari tak mengenal putaran waktu. Pagi-siang, sore-malam, mereka datang mewarnai hari. Sedang manusia kebanyakan lisannya hanya penuh keluhan. Putaran kipas angin seakan tak cukup mendinginkan suasana, hujan yang datang tiba-tiba selalu dianggap pengacau, yang menghalangi aktifitas, dan merusak rencana. Dan ni'mat yang tiba-tiba mengapa jarang disyukuri?
Ah, bulan mei kini tiba dihadapanku. Perlahan-lahan memutar harinya hingga nanti pada tanggal 22 (bila Allah takdirkanku ada di hari itu) jatah umur kembali berkurang.
21 tahun!!
(Telah dewasakah aku?)
Robby... duhai Engkau yang memberiku kesempatan tuntunlah diriku menuju-Mu. Lelah, rasaku menjalani ini. Letih, inginku pergi membuangnya jauh-jauh..
Kuingin menjemput cita, namun ragu kukatakan pada yang tercinta. Seharusnya mungkin tak kubiarkan ragu menyergapi agar kumantap langkahkan kaki.
Di hari-hari menjelang 21, kurenungkan kembali diagram hidupku, peta yang pernah kugambarkan, dimana aku kini berada? Sepertinya aku harus mengubah haluannya. Langkah mesti kupercepat. Sebab 21 tahun tak lagi muda..
Mimpi akan segera kuraih! Insya Allah!

(Jauh sebelum 22 mei, telah kuterima hadiah (kuanggap begitu, meski masih jauh hari menjelang) dari seorang sahabat yang mengajarkanku arti keberanian, jazakumullah! Smoga Allah balaskan dengan rezeki yang lapang dan berkah.. Amin..)

Note: Semalam dinda Rani cantik sekali, kulihat tak lagi ada marah dan kecewa yang menggurati wajahnya yang ceria.. Semoga memang begitu adanya! Uhibbuki fillah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar