Tafahum.. Saling memahami.
Bukan meminta untuk terus dipahami, bukan pula untuk terus menerus memahami orang lain hingga merasa tak perlu mengingatkannya atas kelalaian yang ia perbuat. "Memahami" sama sekali tidak boleh menjadi alasan membiarkan saudara tenggelam dalam kemaksiatan. Namun memahami kekurangan saudara dan sahabat untuk kita perbaiki, untuk kita ingatkan dan untuk kita jadikan ladang dakwah serta pelajaran bagi diri kita sendiri.
Memahami kelebihan yang ia miliki untuk kita jadikan pelengkap bagi diri dan membantunya mengoptimalkan kebaikan, agar kelak mampu memberikan banyak manfaat bagi sesama manusia. Memahami cita dan harapannya, mendoakan dan mendukung untuk meraihnya. Meski mungkin ia harus pergi menjauhi kita.
Memahami, mengajarkan kita arti pengorbanan. Mengikhlaskan ia pergi menemukan yang ia cari, menemukan bahagianya dan menggapai semua asanya.
Memahami adalah pelajaran penting kehidupan yang tidak boleh kita tinggalkan.
Sebab bagi kita, memahami adalah proses kehidupan yang ia mampu ciptakan bahagia dan meminimalisir sakit hati. Tapi tetap saja, "memahami" timbul tunasnya di ladang hati yang senantiasa dibersihkan dari ilalang liar penyakit.
Kekuatan ukhuwah yang terbangun dari tafahum sangat bergantung pada iman di jiwa.
Iman yang kuat akan mengokohkan ukhuwah.
Tafahum.. Saling memahami. Sama-sama memahami..
Bukankah sudah saatnya untuk kita tidak lagi memenuhi ruang-ruang pikir yang ada di otak kita dengan hal-hal sepele, gesekan-gesekan, dan luka-luka kecil akibat ketidakcocokan?
Marilah mencoba memahamkan, tabayun, saling menjelaskan agar ketidak saling pahaman terkikis.
Saatnya ruang pikir otak kita diisi oleh pikiran-pikiran dan ide-ide besar.. Berpikir harus lakukan apa dan bagaimana menggapai semua mimpi!
(Tak perlu menghalanginya pergi, pahamilah bahwa ia pergi untuk meraih mimpi.. Tak perlu bersedih dan gundah gulana seperti itu, mana ceriamu? Mana bahagiamu? Tersenyum dan optimislah! Faidza 'azamta fatawakkal 'alallah! :-D )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar