Selasa, 18 Mei 2010
Pohon di Hati
Di hati yang kusut
Ada pohon yang berlumut
Berdahan kemelut
Tempat biasa bertengger sang Perkutut
Entah apa yang membuatnya salut
Hingga sepotong kisahnya tersangkut
Padahal kelabu hariku oleh kabut
Dan akupun sebenarnya tak menyambut
Telah kuberi pilihan untuk dirinya tercabut
Tapi tetap ia tak ciut
Menginginkan kisah berlanjut
Agar memanjang kain yang dirajut
Meski kini berbeda sepakat kami diucap mulut
Tapi sejauh mana usaha, ia takkan berkisut
Apalagi terjatuh dan orang memungut
Walau suasana hati carut marut
Ia katakan takkan menyurut
Disini pohon masih kuurut
Menyianginya dari rerumput
Sapa tahu masa depan berikut
Aku masih atau telah luput
Namun walau berlalu, kisahnya kan tetap tersebut
Kecuali bila sang Maut
Telah tiba waktunya datang menjemput...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar