Minggu, 16 Mei 2010

Menunggumu di Padang Resah

Masih di padang resah , menunggu jawaban dari bibir yang terbungkam
kalau engkau tak mau bicara padaku setidaknya tak usah bercerita pada yang lain
Sebab masalah didatangkan Allah dihadapan mata dengan jaminan kita mampu menuntaskannya
Bila memang perlu bagimu bercerita, ungkapkanlah pada yang tak asing

Kucabut tunas su'uzhan yang tumbuh pesat di pohon hatiku
Sementara Syethan bergantian menaburkan pupuk dan menyiraminya
Ah.. Lepaskan dirimu dari jerat yang menjerumuskan itu!
Tak perlu rumus apalagi jurus, cukup mulai tuk keluarkan kata dari bibirmu menyapaku
Karena ku pun malu bila mencoba berkata sekedar mencairkan yang beku namun diacuhkan
Tidakkah kau merasa sesak dadamu menarik nafas lalu menghembuskan deru nafas yang memanas?
Kau tak menjawab pertanyaanku!
Pun tak kau tanggapi panggilanku!
Lalu bagaimana harusnya raga ini berlaku dalam gerak?
Diam?
Bagiku tak masalah saudara!
Bila itu yang kau mau tuk membuatmu nyaman, akan kulakukan!
Tapi, berapa lama waktu kau butuhkan?
Tidak mungkin selamanya!

"Kau diam, tanpa kata. Kau seolah jenuh padaku. Kuingin kau bicara katakan saja apa salahku. Sungguh aku tak mengerti. Apa yang telah terjadi. Dan kutak ingin engkau pergi jauh dari hidupku. Kau takkan pernah sadari, betapa kumencintaimu. Kau yang selalu aku banggakan.. Kau takkan pernah mengerti, betapa kumenyayangimu. Kau yang selalu aku inginkan. Kuingin kau bicara. Katakan saja apa maumu. Lihat aku, coba kau mengerti. Ini semua bisa teratasi, resah bila kita lakukan"
lagu D'MASIV ini sepertinya pas tuk menggambarkan suasana dalam hati.

Di padang resah aku tak sendiri. Bila kau menjauh, aku masih disini menunggumu kembali mendekat. Aku tak mau mengejar, aku letih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar