Minggu, 16 Mei 2010

Setengah Hari dibawah Fly Over

At lake UNHAS
Anak-anak KCAY (Komunitas Cinta Anak Yatim), melangkah menjauh satu-satu dari sekolah alam, kembali pulang ke rumah. Memandang mereka pergi dengan senyum. Ah, selesai juga tugasku hari ini.
Jam 11, mungkin masih bisa curi waktu mengunjungi saudaraku.
At Pondok SOFA (Soppeng Family)
Ternyata dia masih kuat dalam ingatannya lagu itu, lagu yang ia dendangkan bersama petikan alunan gitar. "Wa-asro bihi Robbi minal hijiri laylatan.. Minal masjidil Aqsho liru'yatil hannan.."
Dan.. Hey, putaran jarum pendek waktu hampir mendekati angka 12, aku harus segera beranjak. Baksos Ibnu Qolby, ba'da Dzuhur akan dimulai. Pete-pete melaju, seperti biasa aku melempar pandangan ke pinggir jalan. Pelebaran jalan tepat di samping kantor PLN Tello, ah masa' selokan itu ditutup juga? Air hujan akan mengalir kemana nanti? Minta banjir?
(itu cuma pertanyaan dan pernyataan batinku)
Depan kuburan Panaikang, pete-pete berhenti. Anak-anak itu, sedih rasaku melihatnya masih saja menengadahkan tangan kepada para peziarah. Namun, ketika ku terlihat dari retina matanya serentak mendekat sambil memanggil namaku. Ketika kutanyai "apa yang kalian lakukan disana?"
"Tidakji ka! Liat orang dikubur!" dalihnya
Kutahu ini juga bukan semata maumu, bukan pula sepenuhnya ingin orang tua, tapi tuntutan ekonomi. Tapi menyalahkan keadaan tentu tidak logis, sebab ia tak bernyawa. Ada paradigma yang mesti kita rubah, ada semangat yang mesti kita bangun, ada banyak hal menunggu untuk kita melakukannya.. Oh, dunia mesti beginikah keadaanmu?
At Ibnu Qolby
Kulihat Inna masih begitu sibuk untuk spanduk karton baksos kami, ada Pely yang membantunya. Separuh baru saja selesai dikerjakannya. "Tidak ada yang bantu ka!" keluhnya.
"Teman-teman yang lain mana?"
"Lagi sholat Dzuhur ka!"
"Sini biar kubantu!"
-BAKSOS IBNU QOLBY
Buka Mata, Buka Hati
MARI BERBAGI-
telah tertulis rapi di atas karton putih.
Dering smsku berbunyi, teman disana telah menunggu dari tadi. Katanya dia sudah kelaparan, oh kasihan. Akhirnya diputuskan aku dan beberapa adik berangkat duluan, kak Uchy dan her sisters nyusul belakangan. Dengan berjalan kaki kususuri jalan Panaikang menuju Fly Over. Letih? So pasti! Tapi kubuang semua ke kali samping Universitas 45. Kutarik ujung bibir, mengajak diri mengobrol dan bercerita tentang kehidupan.
Setiba di TKP, ada pengarahan sedikit. Lalu seorang ibu penjual koran kami ajak bercerita tentang Baksos yang akan kami lakukan, sang ibu setuju, korannya kami ambil sebagian. Hm.. Siap beraksi. Kuambil satu. Awalnya sedikit canggung, apalagi adik-adik.
"Ka' Syifa nervous nih!"
"kok deg-degan begini kak! Gemeteran!"
He3x, sebenarnya grogi juga tapi dikit, tapi mesti jadi contoh nih. "Ayo dong, kenapa mesti malu? Coba lihat ade-ade yang kecil-kecil itu? Mereka berani! Emangnya kita melakukan sesuatu yang salah? Tidak bukan?"
Pasang senyum, "Pak, koran Bu! Beli korannya? Orang pintar baca koran loh, bu!"
"Hey, jangan ngomong gitu dong! Kesannya maksa gitu!" protes seorang teman.
"Lha iya, kalo pintar ya baca koran. Emangnya orang pintar ukurannya sekedar minum jamu tolak angin doang? He3x:-D" jawabku santai, mungkin tak didengarnya apa yang terucap. Tapi tak mengapa.
Lampu merah, kesempatan emas. Ayo maju!
Kalopun tak dibeli setidaknya ada sedekah dari senyum yang tersungging. Ada yang menolak halus, kasar, tapi ada pula yang cuek bebek. He3x kaku amat pak!
Kesana kemari, menawarkan, sedikit memaksa, dan bercanda akhirnya alhamdulilah gak sia-sia juga, tiga jam tiga koran yang laku. Maklum langsung praktek tidak belajar dulu. Kurang pengalaman.
Yang paling lucu Si Faldy, sampai frustasi karena blum ada satupun yang laku begitupun Inna.. Lucu melihat tingkah mereka berdua.
15:30, shalat asar jama'ah di masjid Pasca Sarjana UMI.
Dan aku hanya berdiri di depan pagarnya mengamati orang-orang pintar lalu lalang keluar masuk. Semoga kudapat mengikuti jejaknya. Amin..
Hari ini pelajaran berharga banyak kudapat. Dari susahnya cari duit, dari berbagi cinta, dari sosok Jumiati, Fadia, Beno, Muthiah, Ikki, anak kecil penjual koran itu..
Robby... Innal hamda lak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar